Selasa 17 Oct 2017 09:13 WIB

Pasukan Irak Klaim Kuasai Seluruh Kirkuk

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Relawan dan pasukan Peshmerga Kurdi membawa senjata di utara Kirkuk, Irak, Senin (16/10).
Foto: Reuters/Stringer
Relawan dan pasukan Peshmerga Kurdi membawa senjata di utara Kirkuk, Irak, Senin (16/10).

REPUBLIKA.CO.ID,BAGHDAD -- Pasukan Irak mengklaim telah menguasai Kirkuk sepenuhnya, setelah mendapatkan kemajuan besar di wilayah yang dikuasai Kurdi itu. Pemerintah federal Irak di Baghdad dan sumber-sumber di dalam kota mengatakan kepada Aljazirah, pasukan keamanan Irak telah berhasil merebut gedung gubernur di pusat kota Kirkuk.

Menurut pasukan Irak, mereka menguasai gedung gubernur tanpa ada tentangan dari militan Kurdi Peshmerga. Selusin Humvee dari Dinas Antiterorisme Irak yang dilatih di AS tiba di gedung tersebut dan langsung melakukan pengamanan di sekitarnya.

 

Pasukan Kurdi sebelumnya berjanji akan mempertahankan Kirkuk. Selama tiga hari mereka terjebak dalam pertempuran bersenjata dengan pasukan pemerintah Irak dan sekutu yang didukung oleh Iran, yang dikenal sebagai Popular Mobilization Force (PMF).

 

"Akan ada banyak pencarian, tanya jawab, dan kemarahan di kalangan Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) tentang bagaimana sebenarnya hal ini terjadi, setelah retorika yang kuat selama berhari-hari, tapi orang Kurdi tetap bersatu dan mereka akan membela Kirkuk," ujar kontributor Aljazirah, Charles Stratford, yang melaporkan langsung dari Erbil.

 

Kemajuan pasukan Irak merupakan bagian dari operasi besar untuk merebut kembali Kirkuk. Operasi ini dilakukan di tengah perselisihan yang meningkat setelah referendum kemerdekaan Kurdi pada 25 September lalu yang kontroversial dan dinyatakan ilegal oleh Baghdad.

 

Dengan cepat, tentara Irak menguasai bandara kota tersebut, ladang minyak, pangkalan militer strategis K1, dan distrik Taza Khormatu di sebelah tenggara Kirkuk.

 

Baca: Ribuan Warga Menyelamatkan Diri dari Kirkuk

 

Pasukan Kurdi Peshmerga menguasai Kirkuk yang kaya akan minyak setelah tentara Irak melarikan diri dari pertempuran dengan ISIS pada 2014. Sejak saat itu, belum ada kesepakatan antara KRG dan pemerintah federal di Baghdad tentang siapa yang harus mengendalikan daerah tersebut dan mendapatkan keuntungan dari kekayaan minyaknya.

 

Ketegangan antara kedua belah pihak semakin meningkat sejak orang-orang Kurdi Irak memilih memisahkan diri dalam referendum bulan lalu. Jajak pendapat tidak mengikat telah diadakan di daerah-daerah yang dikuasai KRG dan di beberapa wilayah yang disengketakan, termasuk Kirkuk.

 

Tak lama setelah referendum tersebut, parlemen Irak meminta al-Abadi mengirim pasukan ke Kirkuk. Mereka akhirnya mendapatkan kembali kendali atas ladang minyak di wilayah itu.

 

Provinsi Kirkuk adalah satu dari dua wilayah penghasil minyak utama di Irak yang diyakini memiliki sekitar empat persen sumber minyak dunia. Kirkuk terletak di luar perbatasan resmi wilayah semi-otonomi Kurdi dan merupakan rumah bagi masyarakat Kurdi, Arab, Turkmen, dan Kristen.

 

Sebagian besar warga Turkmen dan Arab yang tinggal di Kirkuk selama beberapa generasi telah memboikot referendum kemerdekaan Kurdi. "Ada banyak orang Kurdi yang menyebut Kirkuk adalah Yerusalem mereka. Tapi ada juga tentangan yang cukup besar dari orang Arab dan Turkmen tentang gagasan mengenai Kirkuk yang akan menjadi bagian dari negara Kurdi yang merdeka," kata Stratford.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement