REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Korea Utara (Korut) mengeluarkan peringatan terhadap negara-negara di PBB pada Senin (16/10), dalam sebuah pernyataan. Korut memperingatkan agar mereka tidak bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dalam tindakan militer melawan negara Asia itu jika mereka ingin aman dari pembalasan.
Peringatan itu juga dimuat dalam salinan catatan Wakil Duta Besar Korut untuk PBB, Kim In-ryong dalam diskusi senjata nuklir dengan komite Majelis Umum PBB. Namun, Kim tidak membacanya dengan keras.
"Selama seseorang tidak ambil bagian dalam tindakan militer AS untuk melawan DPRK (Korea Utara), kami tidak berniat mengancam dengan menggunakan senjata nuklir untuk melawan negara lain," ujar pernyataan tersebut.
"Seluruh daratan AS berada dalam jangkauan tembak kami dan jika AS berani menyerang wilayah suci kami, satu inci pun tidak akan lolos dari hukuman berat kami di bagian dunia manapun," tambah pernyataan itu.
Ketegangan semakin meningkat antara AS dan Korut, menyusul serangkaian uji coba senjata oleh Pyongyang. Perang retorika yang semakin sengit juga terjadi antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un.
"Jika kebijakan permusuhan dan ancaman nuklir AS benar-benar diberantas, kami tidak akan pernah menempatkan senjata nuklir dan rudal balistik kami di atas meja perundingan dalam situasi apapun," tutur Kim In-ryong.
Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat telah menaikkan sanksi terhadap Korut atas program rudal balistik dan nuklir yang telah dikembangkan sejak 2006.