Rabu 18 Oct 2017 20:14 WIB

Rio Tinto dan Dua Mantan Bosnya Jadi Tersangka di AS

Rep: Michael Janda/ Red:
abc news
abc news

Rio Tinto dan mantan chief executive officer (CEO) dan chief financial officernya (CFO) dituduh melakukan kecurangan oleh pihak berwenang AS. Keduanya diduga berusaha menutupi kerugian miliaran dolar dalam investasi batu bara di Afrika.

Pembelian aset batu bara di Mozambik senilai 3,7 miliar dolar AS pada 2011 telah menyebabkan CEO Tom Albanese kehilangan jabatannya, ketika Rio Tinto dipaksa menghapuskan lebih dari 3 miliar dolar AS dari nilai investasinya pada bulan Januari 2013.

Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS hari ini menjelaskan Rio akhirnya menjual asetnya di Mozambik hanya dengan 50 juta dolar AS pada 2014. Namun, bukan anjloknya nilai penjualan tersebut yang telah mendorong tuntutan penipuan terhadap Rio Tinto, Albanese dan mantan CFO Guy Elliott.

Sebaliknya, yang jadi dasar tuntutan adalah dugaan kegagalan mengikuti standar akuntansi serta menyembunyikan atau menunda pengungkapan kerugian perusahaan yang meningkat. "Rio Tinto dan eksekutif puncaknya diduga tidak mengumumkan kesepakatan gagal yang dilakukan di bawah pengawasan mereka," kata Steven Perkin, direktur penindakan SEC.

"Mereka coba menyelamatkan karier mereka sendiri dan mengorbankan investor dengan menyembunyikan kebenaran," katanya.

Rio Tinto, Albanese dan Elliott dituntut melanggar ketentuan anti-kecurangan, pelaporan, pencatatan dan pengendalian internal menurut UU Sekuritas federal.

SEC berupaya mendapatkan permanent injunctions (perintah pengadilan untuk melarang atau memerintahkan orang atau badan hukum), pengembalian keuntungan bersama bunganya, hukuman perdata dari semua Terdakwa dan melarang Albanese dan Elliott untuk bekerja di perusahaan publik atau menjadi direktur.

Diduga menyesatkan investor

Setelah Rio Tinto membeli aset batubara di Mozambik dari perusahaan Riversdale pada tahun 2011, SEC menuduh bahwa proyek tersebut langsung mengalami kemunduran.

Tuntutan SEC menyebutkan bahwa Rio dan para eksekutif seniornya segera menyadari kurangnya cadangan batubara serta kualitasnya yang rendah dari yang diperkirakan sebelumnya, dan permohonan untuk mengangkut batubara dengan tongkang ke pelabuhan untuk ekspor ditolak oleh otoritas Mozambik.

Regulator berpendapat bahwa setelah dua kali menurunkan nilai akuisisi Alcan yang menghancurkan Rio, kedua eksekutif tersebut sadar dengan mengungkap kegagalan Mozambik akan menimbulkan pertanyaan mengenai model bisnis perusahaan tersebut.

SEC lebih lanjut menyatakan bahwa Rio Tinto mengumpulkan $US 5,5 miliar dari investor AS - termasuk 3 miliar dolar AS setelah Mei 2012, di saat para eksekutif dari Rio Tinto Coal Mozambique (RTCM) diduga telah menyampaikan kepada Albanese dan Elliott bahwa RTCM diperkirakan bernilai negatif 680 juta dolar AS.

Regulator AS ini berargumen bahwa dugaan kecurangan baru ditemukan pada Januari 2013 ketika seorang eksekutif di grup teknologi dan inovasi Rio menemukan bahwa aset batubara dicatat dalam pembukuan dengan nilai meningkat dan melaporkan hal ini kepada pimpinan perusahaan Jan du Plesis.

SEC mengatakan sebuah tinjauan internal akibat laporan itu menyebabkan nilai aset RTCM akhirnya diturunkan.

Rio Tinto siap hadapi tuduhan

Sementara itu Rio Tinto mengatakan pihaknya akan membela diri dari segala tuduhan tersebut. "Rio Tinto percaya bahwa kasus SEC tidak beralasan dan bahwa, jika semua fakta dipertimbangkan oleh pengadilan, atau jika perlu oleh dewan juri, klaim SEC pasti akan ditolak," demikian pernyataan perusahaan tersebut kepada bursa saham Australia.

Albanese dan Elliott tidak berbicara langsung kepada wartawan, namun keduanya membantah tuduhan tersebut. "Tidak ada kebenaran dalam tuduhan ini," kata Albanese dalam sebuah pernyataan. "Saya mengulangi kembali keyakinan Rio Tinto bahwa tuntutan ini akan terbukti tidak berdasar di pengadilan," katanya.

"Guy juga sepenuhnya membantah segala tuduhan ini dan akan dengan penuh semangat menghadapinya," kata seorang juru bicara Elliott.

Rio Tinto menyatakan pihaknya secara terpisah telah mencapai penyelesaian dengan Otoritas Perilaku Keuangan Kerajaan Inggris (FCA) sehubungan dengan waktu pengumuman penurunan nilai aset Mozambik pada Januari 2013.

FCA menetapkan bahwa Rio Tinto seharusnya melakukan tinjauan penurunan nilai terkait Mozambik sebagai bagian dari hasil sementara 2012, yang akan mengungkapkan penurunannya sekitar enam bulan sebelumnya.

FCA menetapkan bahwa Rio telah melanggar peraturan keterbukaan dan transparansi di Inggris dan mendenda perusahaan tersebut sebesar 27,4 juta pound. Rio Tinto mengatakan FCA tidak mendapatkan temuan kecurangan atau kegagalan sistemik atau meluas dari perusahaan tersebut.

Komisi Sekuritas dan Investasi Australia juga melakukan pengkajian atas penurunan nilai aset Mozambik, demikian menurut penjelasan Rio Tinto.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement