REPUBLIKA.CO.ID,PYONGYANG -- Kantor berita resmi Korea Utara menggambarkan sebuah kapal induk AS yang berpatroli di Semenanjung Korea sebagai target utama. Mereka mengatakan bahwa Washington harus mengharapkan serangan yang tak terbayangkan.
Ancaman terakhir pada hari Kamis (19/10), terjadi di tengah latihan angkatan laut gabungan AS-Korea Selatan yang besar di semenanjung yang melibatkan kapal induk AS USS Ronald Reagan. Korea Utara mengutuk langkah Seoul dan Washington untuk memobilisasi aset strategis nuklir di dekat semenanjung yang bergejolak. Pyongyang menganggap manuver kapal perang tersebut sebagai latihan perang.
"AS mengamuk dengan memperkenalkan di bawah hidung kami target yang telah kami tetapkan sebagai yang utama. AS harus berharap bahwa serangan tersebut akan menghadapi sebuah serangan yang tak terbayangkan pada saat yang tak terbayangkan," kata sebuah pernyataan yang diajukan oleh kantor berita resmi Korea Central News Agency.
Ketegangan melonjak karena uji coba nuklir dan rudal Korea Utara baru-baru ini dan pertukaran retorika yang memanas antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara. The USS Ronald Reagan, kapal induk berkapasitas 100 ribu ton yang bertenaga nuklir, berpatroli di perairan timur Semenanjung Korea pada hari Kamis dalam sebuah pertunjukan tentang kekuatan laut dan udara.
Kapal perang terbesar Angkatan Laut AS di Asia, dengan awak 5.000 pelaut, meluncurkan hampir 90 pesawat tempur F-18 Super Hornet dari deknya, di hadapan pulau-pulau Korea Selatan.