REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Dua masjid di Afghanistan menjadi sasaran serangan bom bunuh diri pada Jumat (20/10). Insiden ini menewaskan sedikitnya 63 orang.
Bom bunuh diri pertama menyerang sebuah masjid Sunni di Provinsi Ghor. Bom meledak tepat ketika warga di sana tengah menunaikan shalat Jumat. Lalu 33 orang dilaporkan tewas pascainsiden tersebut. "Termasuk seorang panglima perang yang tampaknya merupakan target serangan tersebut," ungkap juru bicara kepolisian Ghor, Mohammad Iqbal Nizami, dikutip laman The Telegraph.
Sedangkan serangan bom kedua menyerang sebuah masjid Syiah di Kabul. Pelaku, berdasarkan keterangan pejabat setempat, masuk ke dalam masjid dan kemudian meledakkan dirinya. Ledakan menyebabkan 30 orang tewas dan 45 lainnya luka-luka.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghnai mengecam dan mengutuk keras serangan bom yang menewaskan jamaah di dua masjid tersebut. "Serangan hari ini menunjukkan bahwa para teroris sekali lagi melakukan serangan berdarah, namun mereka tidak akan mencapai tujuan jahat mereka dan menabur perselisihan di antara rakyat Afghanistan," ujarnya.
Kendati demikian, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom di dua masjid di Kabul dan Ghor. Walaupun banyak pihak menduga bahwa Taliban menjadi otak di balik serangan tersebut.
Sebab pada hari sebelumnya, yakni Selasa hingga Kamis, Taliban melancarkan serangkaian serangan, termasuk bom bunuh diri, yang menargetkan polisi dan pasukan keamanan Afghanistan. Pada Rabu dan Kamis, Taliban membunuh setidaknya 58 pasukan keamanan Afghanistan setelah menyerangan sebuah kamp tentara di Provinsi Kandahar. Pada Selasa, Taliban melancarkan serangan bom bunuh diri mengincar polisi dan fasilitas pemerintah. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 74 orang.