Sabtu 21 Oct 2017 11:39 WIB

UNICEF: Anak-anak Rohingya Bagaikan Melihat Neraka

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Wajah nak-anak Rohingya di sebuah kamp pengungsi di Cox Bazaar, Bangladesh
Foto: Cathal McNaughton/Reuters
Wajah nak-anak Rohingya di sebuah kamp pengungsi di Cox Bazaar, Bangladesh

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- United Nation Children Fund (UNICEF) mengungkapkan 340 ribu anak-anak Rohingya yang kini tinggal di tenda dan kemah darurat di zona perbatasan Bangladesh tak ubahnya seperti melihat neraka di bumi. Makanan terbatas, minimnya air bersih dan fasilitas kesehatan, serta lingkungan yang kumuh menjadi pengalaman yang harus mereka hadapi setelah mengungsi dari desa-desa di Rakhine, Myanmar. 

Dalam sebuah laporan berjudul Outcast and Desperate, UNICEF mengungkapkan sekitar 12 ribu anak Rohingya masih terus berdatangan kekamp-kamp pengungsi di Bangladesh setiap pekannya. Seringkali mereka tiba dengan kondisi masih sangat trauma akibat kekejaman militer Myanmar yang disaksikannya. 

Simon Ingram, pejabat UNICEF yang menyusun laporan tersebut mengatakan permasalahan yang dihadapi anak-anak Rohingya ini tidak akan mungkin diselesaikan dalam waktu singkat. "Ini tidak akan menjadi jangka pendek, ini tidak akan berakhir dalam waktu dekat," katanya seperti dikutip laman Asharq Al-Awsat, Sabtu (21/10). 

Anak-anak ini merasa begitu terbengkalai, sangat terpencil,dan tanpa sarana untuk mencari dukungan atau bantuan. "Dalam arti tertentu, tidak mengherankan jika mereka benar-benar melihat tempat ini (kamp pengungsi) sebagai neraka di bumi," komentar Ingram. 

Laporan yang disusun Ingram ini muncul menjelang konferensi donor yang digelar di Jenewa, Swiss. Tujuan dari konferensi tersebut tak lain untuk menghimpun dana bantuan guna disalurkan bagi para pengungsi Rohingya, khususnya kalangan anak-anak.

PBB dan badan-badan kemanusiaan mencari dana sekitar 434 juta dolar AS untuk membantu kehidupan pengungsi Rohingya di Bangladesh. Sekitar seperenam dari dana tersebut akan diupayakan oleh UNICEF guna membantu anak-anak Rohingya di sana.

Terkait kondisi di Rakhine, Ingram pun meminta agar anak-anak Rohingya yang masih tinggal di sana dilindungi. "Kami mengulangi seruan untuk kebutuhan perlindungan semua anak di negara bagian Rakhine. Ini adalah hal yang mutlak kebutuhan. Kekejaman terhadap anak-anak dan warga sipil harus diakhiri," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement