Sabtu 21 Oct 2017 14:54 WIB

Keliru Kutip Data Kejahatan Inggris, Trump Dibanjiri Kritik

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menuai kritik setelah keliru menautkan data tentang meningkatnya kejahatan di Inggris dan Wales dengan aksi terorisme oleh kelompok radikal Islam.  Kekeliruan Trump tersebut bahkan disayangkan oleh Pemerintah Inggris.

Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) baru saja menerbitkan laporan tentang persentase tindak kriminalitas yang tercatat oleh kepolisian di Inggris dan Wales. Laporan tersebut menunjukkan adanya peningkatan sebesar 13 persen dalam semua aspek kejahatan, mencakup kejahatan bersenjata, perampokan, pencurian mobil atau kendaraan bermotor, dan pelecehan seksual.

Laporan tersebut sama sekali tidak menyinggung tentang terorisme selain untuk merujuk pada meningkatnya angka pembunuhan utama sebagai dampak serangan teror di Inggris belum lama ini. Kendati demikian, Trump sekonyong-konyong mengutip data tersebut dan mengaitkannya dengan penyebaran aksi teror oleh ekstremis Islam.

"Baru saja keluar laporan: Kejahatan Kerajaan Inggris meningkat 13 persen setiap tahun di tengah penyebaran teror Islam radikal.Tidak bagus, kita harus menjaga Amerika tetap aman," kata Trump melalui akun Twitter pribadinya, seperti dikutip laman the Guardian, Sabtu (21/10).

Cicitan Trump tersebut tak ayal menuai berbagai respons dan kritik. Asisten Sekretaris Jenderal Dewan Muslim untuk Inggris Miqdaad Versi menyebut komentar Trump tak berkompeten. Versi memang dikenal sebagai tokoh yang berkampanye menentang misrepresentasi umat Islam di media.

Anggota parlemen Demokrat Liberal Inggris Jo Swinson menilai keteledoran Trump dalam mengutip data peningkatan kejahatan di Inggris dan Wales. Kemudian mengaitkannya dengan aksi terorisme Islam ekstremis menyesatkan.

"Berhentilah menyesatkan dan menyebarkan rasa takut. Kejahatan kebencian meningkat dan didorong oleh jenis xenofobia yang Anda tumpangi," kata Swinson melalui akun Twitter pribadinya.

Tokoh Green Party Inggris Caroline Lucas bahkan menantang Perdana Menteri Inggris Theresa May untuk mengecam kekeliruan Trump. "Ok Theresa May, ini tesnya. Maukah Anda secara terbuka mengecam ketakutan ini," katanya lewat akun Twitter pribadinya.

Selain ketiga tokoh tadi, masih terdapat tokoh-tokoh lain yang mengkritik kekeliruan Trump. Mereka menilai bahwa cicitan Trump memprovokasi dan menyebarkan ketakutan terhadap Islam

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement