REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sedikitnya 52 polisi dan anggota wajib militer Mesir tewas dalam aksi baku tembak dengan milisi di sebuah tempat di gurun Barat Daya Kairo pada Jumat (20/10). Mesir memang diketahui sedang memerangi milisi bersenjata, termasuk ISIS, yang terkonsentrasi di Semenanjung Sinai.
Berdasarkan keterangan sejumlah pejabat Mesir, polisi dan anggota wajib militer mereka tewas setelah kontak senjata dengan kelompok Hasm di sebuah apartemen. Hasm adalah kelompok bersenjata yang mengincar polisi dan hakim di Kairo sejak tahun lalu.
Banyaknya korban tewas dari pihak pemerintah disebabkan karena Hasm menggunakan alat peledak dalam konfrontasi tersebut. Kementerian Dalam Negeri Mesir pada awalnya mengatakan bahwa jumlah polisi yang tewas hanya 23 orang.
Namun, korban tewas meningkat setelah banyak di antara yang terluka akhirnya tidak tertolong. "Sejumlah tersangka milisi juga tewas dan pasukan keamanan terus menyisir daerah tersebut," kata Kementerian Luar Negeri Mesir dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Aljazirah, Sabtu (21/10).
Sebelumnya Pemerintah Mesir telah menuding kelompok Hasm sebagai sayap dari Ikhwanul Muslimin yang eksistensinya dilarang sejak 2013. Namun, tuduhan tersebut telah dibantah oleh Ikhwanul Muslimin.
Adapun, Semenanjung Sinai diketahui sebagai satu daerah di Mesir yang gencar menyuarakan kampanye antipemerintah. Hal ini berlangsung sejak militer Mesir menggulingkan mantan presiden Mohammed Morsi pada pertengahan 2013.