REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia merupakan satu-satunya negara dimana Bahasa Indonesia diajarkan secara luas di berbagai tingkatan, mulai SD hingga SMA di seluruh pelosok Australia. Tak heran jika tidak sedikit orang Australia yang fasih berbahasa Indonesia.
Hal ini tampak ketika para guru Bahasa Indonesia dari berbagai sekolah di Kota Canberra berkumpul bersama di Balai Kartini, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dalam acara "Balai Bahasa Indonesia Annual Dinner" pada 20 Oktober 2017.
Dalam rilis yang diterima oleh ABC disebutkan dengan fasihnya, mereka yang tergabung dalam Canberra Indonesian Teachers Association (CITA) tersebut, saling ngobrol dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Bahkan tak jarang sejumlah bahasa gaul yang populer di kalangan anak muda di tanah air pun, kerap dilontarkan oleh mereka. Maklum, mayoritas dari mereka memang pernah mengenyam studi di berbagai universitas di Indonesia.
Acara ini juga dihadiri oleh pejabat dari Departemen Pendidikan dan Pelatihan Kota Canberra, Veronica Canellas, yang menjadi sosok utama penyusunan kurikulum pendidikan di Ibu Kota Australia ini mengaku bangga dengan komitmen dan prestasi para guru Australia tersebut.
"Kemitraan yang selama ini dijalin dengan KBRI Canberra sangat penting dalam mempromosikan pengajaran Bahasa Indonesia", ujarnya.
Salah satu guru yang fasih berbahasa Indonesia adalah Rebecca Battaglini. Pengajar Bahasa Indonesia di Melrose High School di Canberra ini kemampuan Bahasa Indonesianya tak ubahnya seperti perempuan Indonesia pada umumnya.
Menurutnya, kemampuannya menguasai Bahasa Indonesia diperoleh sejak bangku SMP dan diperdalam di bangku kuliah di Australian National University. "Saya juga pernah kuliah di UGM selama satu tahun. Setiap ada kesempatan ke Indonesia, saya selalu ingin pergi ke Yogyakarta", ujar perempuan asli Canberra ini.
Guru lainnya, yakni Kirsten Stobbe, guru senior Bahasa Indonesia dari Alfred Deakin High School yang juga menjabat Ketua CITA dan Kirrilly McKenzie, pengajar di Lyneham High School, juga sangat fasih dan piawai berbahasa Indonesia. Kirrilly yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pemuda Indonesia-Australia di Canberra ini pernah belajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa di UGM dan Universitas Parahyangan.
Menurut Heath McMichael yang menjabat sebagai Ketua Balai Bahasa Indonesia Kota Canberra, pertemuan di KBRI Canberra ini merupakan wujud dari apresiasi terhadap prestasu dan kinerja para guru Bahasa Indonesia.
"Penguasaan terhadap bahasa dari negara-negara Asia, khususnya Bahasa Indonesia, sangat krusial bagi Australia untuk mendapatkan manfaat yang optimal di berbagai bidang kerja sama, seperti di sektor ekonomi dan bisnis, pariwisata, pendidikan dan sebagainya," tambah pria yang pernah bertugas di Indonesia sebagai Kepala Kantor Perwakilan Dagang Australia Barat di Surabaya ini.
Kemampuan para guru Australia dalam berbahasa Indonesia ini diapresiasi dan dikagumi oleh Wakil Duta Besar RI untuk Australia, M.I. Derry Aman, yang hadir bersama sejumlah diplomat Indonesia, termasuk Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Imran Hanafi.
Menurut Derry Aman, penguasaan Bahasa Indonesia sangat penting bagi masyarakat Australia. "Hampir 300 juta orang di dunia menggunakan Bahasa Indonesia. Terlebih lagi, Indonesia merupakan negara tetangga terbesar Australia yang pertumbuhan ekonominya sangat pesat dan diproyeksikan menjadi salah satu dari lima perekonomian terbesar di dunia", imbuh diplomat yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Mitra Wicara dan Antar Kawasan ASEAN, Kementerian Luar Negeri ini.
Acara ngobrol bareng para guru Australia pengajar Bahasa Indonesia tersebut, selain diisi presentasi tentang cara memahami Bahasa Indonesia dengan baik oleh Halim Nataprawira, kandidat Doktor dari University of the Sunshine Coast, juga diisi dengan Gamelan Bali "Sekar Langit" dari KBRI Canberra dan Tari Bali serta Tari Jaipong.
Bahkan beberapa pemain Gamelan Bali adalah warga negara Australia. Suguhan makan malam yang dipilih oleh para guru Bahasa Indonesia adalah khas Indonesia, yakni gado-gado, rendang, opor ayam, es cendol dan risoles.
Balai Bahasa Indonesia (BBI) yang didirikan sejak 2009 ini memang sangat aktif dalam membantu mempromosikan minat pelajar Australia untuk menguasai Bahasa Indonesia melalui berbagai cara, mulai belajar di kelas, percakapan hingga pemutaran film Indonesia.