Rabu 25 Oct 2017 00:45 WIB

Warga Korsel Lebih Khawatirkan Trump Dibanding Kim Jong-un

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Dwi Murdaningsih
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.
Foto: reuters
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Selama bertahun-tahun, Woo Seung-yep selalu memperingatkan sesama warga Korea Selatan (Korsel) untuk bersiap menghadapi malapetaka perang nuklir. Pada 2010, ia bahkan membuat forum daring (online) bernama Survival 21, yang membahas cara bertahan hidup selama perang atau bencana nuklir.

Setelah ketegangan semakin meningkat dan Korea Utara (Korut) terus melakukan uji coba rudal dan nuklir, sebanyak 20 ribu orang telah mendaftar di forumnya itu. Mereka berasal dari berbagai kalangan, seperti eksekutif perusahaan, profesor, dan mahasiswa.

 

"Banyak dari mereka yang mengaku khawatir. Pertanyaan utama mereka adalah 'akankah perang pecah di Korea? Dan kalau iya, kapan itu akan terjadi?'" ungkap Woo, kepada The Telegraph.

 

Rentetan retorika perang yang terus-menerus disampaikan oleh Presiden AS Donald Trump, mulai menggetarkan hati warga Korea yang awalnya merasa pesimistis akan adanya perang. Menurutnya, Trump lebih mungkin membuat perang terjadi, bila dibandingkan dengan Kim Jong-un.

 

Namun Woo mengaku yakin perang di semenanjung Korea akan pecah tahun ini. "Saya lebih khawatir terhadap AS, karena saya khawatir negara itu mungkin merencanakan serangan pre-emptive. AS tidak dapat mentoleransi kemampuan nuklir Korut, dan tampaknya justru meletakkan dasar untuk membenarkan sebuah serangan," kata dia.

 

Woo meminta anggota forumnya untuk menyimpan persediaan makanan untuk bertahan hidup jika konflik pecah. Persediaan darurat itu termasuk air, makanan kering dan beku, obor, radio, topi, jas hujan, perlengkapan medis, dan selimut hangat.

Woo mengatakan, garasi bawah tanah atau gudang bawah tanah sederhana dapat menjadi tempat yang aman bagi mereka.

 

"Jika Anda tinggal di gedung apartemen, garasi bawah tanah Anda akan lebih aman daripada berlari ke stasiun kereta bawah tanah terdekat. Pergi ke luar untuk mencari bunker bisa lebih berbahaya," kata dia.

 

Senjata pemusnah massal yang dilepaskan Korut dapat memberikan skenario terburuk. Lebih dari 100 ribu penduduk di wilayah Seoul dapat langsung tewas terbunuh dalam 48 jam pertama pertempuran.

 

Meski begitu, Woo yakin Korsel sangat tidak siap menghadapi perang. Kesadaran masyarakat akan adanya lokasi 3.200 perlindungan bom di Seoul sangat terbatas. Beberapa tempat perlindungan itu memiliki pasokan makanan, masker, adan air jangka panjang.

 

"Mayoritas penduduk tidak pernah mengalami bencana besar yang sangat mempengaruhi kehidupan mereka, sehingga sulit membuat mereka merasakan urgensinya. Perang adalah cerita lain," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement