Rabu 25 Oct 2017 08:12 WIB

Cetus Sosialisme Ala Cina, Xi Disejajarkan dengan Mao Zedong

Rep: Marniati, Fira Nursya'bani/ Red: Elba Damhuri
Xi Jinping
Foto: REUTERS/Lintao Zhang
Xi Jinping

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kongres Partai Komunis Cina sepakat mengabadikan pemikiran politik Presiden Xi Jinping ke dalam konstitusinya pada Selasa (24/10). Hal ini menempatkan Xi pada tingkat yang sama dengan pendiri Cina modern, Mao Zedong. Dengan keputusan kongres ini, tulis //BBC//, setiap tantangan yang mengadang Xi berarti menjadi ancaman bagi kepemimpinan partai.

Lebih dari 2.000 anggota delegasi di kongres kali ini sepakat memasukkan "Pemikiran Xi Jinping tentang Sosialisme dengan Karakteristik Cina untuk Era Baru" ke dalam konstitusi partai.

Pemikiran Xi Jinping atau Xi Jinping Thought akan mengangkatnya ke tingkat yang sama dengan pemimpin sebelumnya, yakni Mao Zedong Thought and Deng Xiaoping Theory. Tidak ada pemimpin lain yang termasuk dalam dokumen sementara sejak Mao.

Nama Deng ditambahkan setelah kematiannya pada 1997. Pendahulu Xi, yaitu Jiang Zemin dan Hu Jintao, membuat konstitusi partai diubah untuk memasukkan pemikiran pemandu mereka, tetapi nama mereka tidak secara langsung terpasang. Jiang memiliki "Three Represents" yang merangkul pengusaha swasta. Sementara, Hu memiliki doktrin ekonominya tentang pengembangan ilmiah.

Pameran kiprah Xi

Pameran bertajuk “Five Years of Grinding and Brave Struggle" digelar di Beijing untuk menunjukkan Xi telah menarik tuas nasionalisme dan populisme untuk memenangkan dukungan massa. Pameran dibuka bertepatan dengan kongres nasional Partai Komunis Cina, yang akan memberikan Xi masa jabatan lima tahun keduanya.

Atrium utama pameran tersebut yang pada awalnya menjelaskan cara kerja kepemimpinan tujuh orang dalam Partai Komunis, seketika berubah fokus hanya kepada Xi. Wajah Xi tampak terlihat hampir di setiap dinding. Di sebuah ruangan yang menampilkan miniatur kapal induk Tentara Pembebasan Rakyat dan rudal balistik terbaru, terdapat foto Xi yang mengintip laras senapan dalam sebuah latihan laser.

Dalam ruangan yang menampilkan kemajuan pertanian Cina, terdapat gambar Xi sedang berkomunikasi dengan para petani. Sementara itu, di ruangan ekonomi, wajah Xi terlihat tersenyum saat menunjukkan kurva pertumbuhan PDB berbentuk J.

Ruangan lainnya mencakup segala hal, mulai dari pengembangan media dan pariwisata, hingga hubungan dengan Taiwan. Foto-foto Xi sedang berjabat tangan dengan Ma Ying-jeou, presiden Taiwan sebelumnya, terlihat sangat menonjol, tetapi tidak ada foto dengan presiden pro-kemerdekaan Taiwan, Tsai Ing-wen.

Ruangan yang khusus untuk menggambarkan diplomasi Cina, menyiarkan sebuah video berulang-ulang yang menunjukkan Xi sedang berjalan-jalan dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin. Video itu juga memperlihatkan saat Xi sedang mendengarkan cucu Presiden AS Donald Trump, Arabella Kushner, berbicara bahasa Mandarin.

"Hal ini membuat Anda bangga dengan tanah air ini, bukan? Kebijakannya lebih tajam, tapi Anda juga merasa dia dekat dengan rakyat. Dia juga berbeda karena dia banyak berbicara di panggung dunia. Sebagai orang Cina, itu sangat bagus," kata Wang, seorang mahasiswa berusia 20 tahun dari Universitas Teknologi Beijing.

Pameran prestasi Cina di bawah kepemimpinan Xi sebenarnya tidak mengesankan Lu, seorang pensiunan berusia 72 tahun. Terlebih, pameran ini tidak menampilkan kemajuan perubahan iklim atau kemajuan teknologi di Cina. Yang dilihat Lu dalam pameran ini adalah bagaimana Xi telah memberantas ribuan pejabat korup di pemerintahannya.

Lu termasuk di antara sekitar 780 ribu orang yang telah mengunjungi pameran luas di Beijing barat yang diselenggarakan oleh departemen propaganda Partai Komunis ini.

"Kami akhirnya memiliki seorang pemimpin yang melakukan sesuatu dengan benar. Dia kuat. Dia tidak takut pada apa pun atau siapa pun," kata Lu saat melihat foto-foto kader Partai Komunis yang diborgol.

Pameran dan kongres ini menunjukkan bagaimana Xi memiliki kekuatan terpusat di bawah kendalinya. Dia memimpin Cina di dalam sebuah era baru yang masa depannya cukup cerah. Sejak Xi mengambil alih kepemimpinan partai pada 2012, sejumlah pengamat memperingatkan akumulasi kekuatannya akan membahayakan, menyerupai pemerintahan totaliter Mao Zedong. Faksi-faksi Partai Komunis yang bersaing telah menghadapi kesulitan di bawah kampanye antikorupsi Xi.

Penantang politik Xi banyak yang berakhir di penjara. Ia juga meningkatkan pengawasan kader di semua tingkat. Aktivis hak-hak Cina dan internasional banyak mencerca tindakan keras Xi terhadap adanya perbedaan pendapat.

(Editor: Yeyen Rostiyani).

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement