REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman mengatakan, Arab Saudi akan kembali ke Islam moderat yang terbuka untuk semua agama. Komentar tersebut kemungkinan ditujukan untuk kaum konservatif saat ini berada di lingkaran Kerajaan Saud.
Pangeran mahkota menilai Saudi tidak seperti ini di masa lalu. Ia pun mengumumkan bahwa Arab Saudi akan memberantas para promotor pemikiran ekstremis. "Kami kembali ke tempat kami sebelumnya, sebuah negara dengan Islam moderat yang terbuka untuk semua agama dan dunia," kata Salman dilansir dari laman Aljazirah, Rabu (25/10).
Salman menyampaikan ucapan tersebut pada pertemuan puncak Future Investment Initiative (FII) di ibu kota Saudi, Riyadh. FII adalah acara internasional di mana Arab Saudi mencari investasi ke kerajaan dari seluruh dunia.
Selama acara pada Selasa (24/10), Salman menyuarakan kepercayaannya pada generasi muda Arab Saudi dan kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan dunia pasca-booming minyak.
Ucapan Salman datang sebulan setelah Arab Saudi membuat keputusan penting untuk mengizinkan wanita mengemudi kendaraan secara legal mulai bulan Juni 2018. Langkah tersebut dikritik oleh beberapa suara konservatif di media sosial Saudi namun disambut oleh aktivis hak asasi manusia.
Arab Saudi adalah satu-satunya negara di dunia di mana wanita tidak diizinkan menyetir. Salman diangkat sebagai putra mahkota pada Juni tahun ini.
Meskipun ada janji reformasi, para kritikus telah menyoroti tindakan keras yang terus berlanjut terhadap aktivis hak asasi manusia dan yang lainnya yang menantang status quo.