REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kelompok hak asasi manusia Palestina, Addameer mencatat, lebih dari 12 ribu anak-anak Palestina telah ditangkap oleh Israel sejak tahun 2000. Pada Agustus 2017, ada 331 anak di bawah umur di penjara Israel.
Radi Darwish, pengacara Addameer mengatakan, jumlah penahanan anak berfluktuasi sesuai dengan realitas politik di Yerusalem. "Misalnya, selama demonstrasi di Masjid Al-Aqsa pada musim panas yang lalu, terjadi peningkatan jumlah anak yang ditangkap oleh pasukan Israel secara signifikan. Secara umum, tahun ini telah terjadi peningkatan penahanan anak." jelasnya, dilansir dari laman Aljazirah, Rabu (25/10).
Hal yang sama juga diutarakan oleh Zakaria Odeh, dari Koalisi Sipil untuk Hak-hak Palestina di Yerusalem. "Ada peningkatan dalam menargetkan anak-anak dan menangkap mereka di sebagian besar lingkungan Palestina di Yerusalem, terutama di Silwan, Ras al-Amoud, Issawiyeh dan Shuafat," jelas Zakaria.
Menurut Odeh, penangkapan anak-anak adalah bentuk penekanan buat keluarga. Ini merupakan bagian dari kebijakan Israel untuk membuat hidup tak tertahankan bagi orang-orang Yerusalem.
Dia mengatakan bahwa di tempat-tempat seperti Silwan dan Ras al-Amoud, lokasi nak-anak di bawah umur ditangkap hampir setiap hari, kampanye kesadaran sangat penting bagi keluarga untuk mengetahui bagaimana mereka bersikap dalam kasus ini. "Organisasi HAM dan hukum seperti Save the Children melakukan lokakarya untuk orang tua dan anak-anak mengenai hak mereka, memberi tahu mereka tentang apa yang dapat mereka lakukan jika terjadi penangkapan dan interogasi," katanya.
Darwish mengatakan, Addameer memiliki kampanye Know Your Rights, yang berkeliling sekolah untuk memberi tahu siswa dan orang tua tentang hak mereka di bawah interogasi. "Kampanye tersebut juga mencakup upaya untuk melanjutkan pendidikan bagi anak-anak yang berada di bawah tahanan rumah sehingga mereka tidak akan ketinggalan pada tahun ajaran," katanya.
Dalam sebuah laporan baru yang diterbitkan pada Rabu (25/10) oleh kelompok hak asasi manusia Israel HaMoked dan B'tselem merinci dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap anak-anak Palestina di bawah umur.
Studi tersebut mencakup 60 pernyataan tertulis yang dikumpulkan dari remaja Palestina. Mereka ditangkap oleh Israel antara Mei 2015 dan Oktober 2016.