Rabu 25 Oct 2017 14:42 WIB

Arkeolog Australia Temukan Situs Kuno Saudi Via Google Earth

‘Gerbang’ batu dengan mudah terlihat dari foto udara.
Foto: Google Earth
‘Gerbang’ batu dengan mudah terlihat dari foto udara.

REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Gambar beresolusi tinggi dari aplikasi Google Earth telah memicu penemuan ratusan struktur kuno misterius yang tersebar di sepanjang gurun Arab Saudi oleh arkeolog Perth yang belum pernah mengunjungi area tersebut.

David Kennedy, profesor arkeologi di Universitas Australia Barat (UWA) mengatakan bangunan buatan manusia yang disusun dari batu itu berusia antara 2.000-9.000 tahun. Mereka dikenal sebagai 'gerbang' karena bentuk mereka menyerupai gerbang pertanian tradisional, tapi beberapa di antaranya, panjangnya mencapai 500 meter.

Profesor Kennedy, yang telah melakukan ekskavasi arkeologi besar-besaran di Yordania selama empat dekade namun belum pernah mengunjungi Arab Saudi mengatakan bangunan itu memiliki ukuran beragam dan tingginya sekitar 50 cm.

Meski demikian, tujuan dan fungsi bangunan tersebut masih menjadi misteri.

"Saya belum tahu apa kegunaan mereka dan belum ada yang mampu menjelaskan secara meyakinkan tentang bangunan-bangunan itu," kata Prof Kennedy.

Ia mengatakan, penemuannya datang secara kebetulan setelah seorang dokter Arab Saudi, yang tertarik dalam bidang sejarah, menghubunginya setelah mendengar pekerjaannya di Yordania.

"Ia mengatakan, 'Saya tertarik akan pusaka negeri saya, di Google Earth saya menemukan beberapa struktur yang agak aneh di daerah aliran lahar dan saya pergi bersama beberapa teman untuk melihatnya'," ujar Prof Kennedy.

"Ia mengirim koordinat lokasi itu kepada saya dan saya melihatnya dan takjub dengan apa yang saya temukan."

"Mereka tak terlihat seperti sesuatu yang saya temui sebelumnya."

Hampir 400 ‘gerbang’ telah ditemukan.
Hampir 400 ‘gerbang’ telah ditemukan. Supplied: Grant Scroggie

Ia mengatakan, lokasi dari gerbang kuno itu di daerah aliran lahar dari gunung api kuno, membuat mereka lebih mudah terlihat dari gambar udara ketimbang dari darat.

"Mereka berada di area yang sangat suram, gersang, sangat tidak ramah, tak ada cukup vegetasi dan anda tak berpikir ada spesies yang mau menghabiskan banyak waktu di sana sama sekali. Tapi ketika anda melihatnya dari ketinggian 500 kaki, tiba-tiba anda melihat ada ribuan struktur yang terbuat dari batu."

Sementara beberapa struktur, seperti mereka yang dikenal sebagai 'layang-layang' karena bentuknya yang menyerupai layang-layang, digunakan untuk menernak hewan, sekitar 400 'gerbang' lainnya tak memiliki fungsi jelas.

"Awalnya, saya melihat dua atau tiga lalu berpikir 'ini aneh, saya tak pernah melihat yang seperti ini sebelumnya', dan kemudian kami menemukan beberapa lainnya dan lebih banyak lagi, dan kini kami menemukan hampir 400 dari mereka," ujar Prof Kennedy.

Struktur ini teridentifikasi lewat gambar satelit beresolusi tinggi.
Struktur ini teridentifikasi lewat gambar satelit beresolusi tinggi. Supplied: Google Earth

Ia mengatakan, ketersediaan gambar beresolusi tinggi membuat studi arkeologi lebih egaliter. "Itu menghasilkan ledakan informasi yang sesungguhnya," sebut sang arkeolog.

"Bahkan 10 tahun lalu, jika Anda menginginkan gambar satelit dengan resolusi tinggi seperti ini, Anda harus membelinya dengan harga yang selangit, biasanya ribuan dolar, dan Anda butuh keahlian untuk memanipulasi data yang Anda terima."

"Kini siapa saja bisa membuka Google Earth dan melihatnya sendiri."

Temuan Profesor Kennedy akan diterbitkan dalam jurnal Arkeologi dan Epigrafi Arab bulan depan.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/arkeolog-australia-temukan-situs-kuno-arab-saudi-lewat-google-e/9083782
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement