Rabu 25 Oct 2017 15:37 WIB

Kisah Mohammed 'Dijebak' dan Dijebloskan ke Penjara Israel

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Teguh Firmansyah
Penjara Israel
Penjara Israel

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Mohammed (14 tahun) bersama teman-temannya menunggang kuda di sebuah taman di Kota Tua Yerusalem ketika Yassam, sebuah unit patroli khusus polisi Israel, tiba di.

Suara granat kejut terdengar ditembakkan ke arah remaja. Satu granat mendarat di dekat kaki Mohammed. Ia pun membalas dan mengambil batu serta melemparkannya ke arah polisi anti huru-hara Israel.

Namun tanpa sepengetahuan Mohammed, Yassam telah mengintainya dan juga mengambil foto. Kemudian, dalam perjalanan pulang, anak laki-laki itu ditangkap oleh pasukan keamanan Israel di Jalan Saladin. Dia diborgol, dibawa ke pusat interogasi, dan diinterogasi tanpa kehadiran pengacara atau orang tuanya.

Pada saat itu, pertengahan September 2016, dia tidak tahu bahwa cobaan beratnya melalui sistem pengadilan militer Israel baru saja dimulai. "Mereka menelpon saya setelah dia diinterogasi," kata Salwa, ibu Mohammed, dilansir dari laman Aljazirah, Rabu (25/10).

"Dia menghabiskan malam di penjara dan akan diadili keesokan harinya. Dia dipenjara selama dua minggu lagi dan pada periode itu dia memiliki jadwal pengadilan yang ditunda empat hingga lima kali," katanya.

Lebih dari setahun kemudian, Mohammed masih dalam tahanan rumah. Dia adalah satu dari ratusan anak didik Palestina di wilayah pendudukan yang ditangkap oleh Israel setiap tahunnya. Tuduhan yang paling umum dilontarkan pada mereka adalah lemparan batu, yang menurut hukum militer Israel dapat dijatuhkan hukuman sampai 20 tahun penjara.

Pada awal penahanan rumah Mohammed, ibunya mengatakan pasukan Israel akan menyerbu rumahnya beberapa kali dalam sehari untuk memeriksa apakah dia ada di dalam atau tidak.

Pernah suatu hari, mereka menangkapnya karena dia berdiri di ambang pintu rumah, dan keluarganya harus membayar 10 ribu shekel (2.850 dolar AS) untuk membebaskannya dari penjara.

Setelah dikurung di rumahnya selama satu tahun, pada bulan lalu Mohammed mendapat izin dari otoritas Israel untuk kembali masuk sekolah. Namun, sejak saat itu dia ditangkap enam kali dan dibawa ke pusat interogasi. Terkadang, ia terpaksa menginap di sana.

"Dia depresi, dan tidak mau sekolah lagi. Pengadilan berikutnya pada 15 November, dan dia takut tahanan rumahnya akan diperpanjang sekali lagi." katanya.

Baca juga, 12 Ribu Anak-Anak Palestina Telah Ditangkap Israel.

Tapi dengan hukuman 12 bulannya yang sudah berlarut-larut, Salwa mengatakan bahwa anaknya ingin dipenjara saja sehingga dia bisa bebas dari hukumannya.

"Dia meminta pengacara agar ia dipenjara, jadi seluruh cobaan berat akan berakhir dan tidak ada tahanan rumahnya yang diperpanjang setiap saat. Mereka membuatnya sesak di dalam rumah."

Menurut kelompok hak asasi manusia Palestina, Addameer, lebih dari 12 ribu anak-anak Palestina telah ditangkap oleh Israel sejak tahun 2000. Pada Agustus 2017, ada 331 anak di bawah umur di penjara Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement