REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pemerintah Israel, pada Rabu (25/10), menyetujui perluasan permukiman Yahudi Nof Zion yang terletak di pusat Yerusalem Timur. Permukiman Nof Zion didirikan pada 2004 di lingkungan Jabal Mukaber dan saat ini memiliki 91 unit rumah.
Dalam pengumumannya, sebuah komite perencanaan Yerusalem menyetujui untuk membangun atau menambahkan 176 unit rumah di permukiman Nof Zion. Dengan keputusan ini, Nof Zion akan menjadi daerah permukiman Yahudi terbesar yang dibangun di lingkungan Palestina di Yerusalem Timur.
Tanah tempat permukiman Nof Zion didirikan disebut telah dibeli oleh Yahudi Israel dari warga Palestina di Jabal Mukaber pada 1990-an. Meskipun pembangunan permukiman di daerah itu dilaksanakan sekitar 10 tahun kemudian.
Perluasan permukiman Yahudi di Yerusalem Timur disoroti oleh organisasi pengawas permukiman Israel Peace Now. Menurut mereka, sulit untuk memisahkan motif perluasan permukiman Israel dengan keinginannya mendepak warga Palestina di Yerusalem Timur.
"Ini bukan masalah real estat tapi masalah politik dan kedaulatan. Karena orang-orang Israel yang pindah ke rumah-rumah di lingkungan Palestina dimotivasi hanya oleh ideologi dan berupaya mencegah kompromi di masa depan di Yerusalem," kata Peace Now dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Araby.
Pada awal Oktober, Israel telah menyatakan akan mempercepat pembangunan 4.000 unit rumah di Tepi Barat guna memperluas permukiman Yahudi di daerah yang diduduki. Rencana tersebut mencakup pembangunan permukiman di kota tua Hebron.
Lebih dari 600 ribu orang Yahudi Israel kini tinggal di permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Pencaplokan lahan terus dilakukan oleh Israel walaupun telah dinyatakan ilegal menurut hukum internasional. Konsekuensi dari pencaplokan ini adalah semakin terkikisnya teritorial Palestina oleh Israel.