REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) merilis sekitar 2.800-an dokumen seputar pembunuhan presiden John F Kennedy. Hal itu dilakukan agar warga Amerika mendapatkan informasi lengkap terkait peristiwa tersebut
"Publik Amerika pantas mendapat penjelasan lengkap mengenai dokumen pembunuhan Presiden John F Kennedy dan pemerintah siap menyediakan informasi itu agar semua aspek peristiwa penting diketahui," kata Presiden Donald Trump, Jumat (27/10).
Namun, di menit-menit terakhir pemerintah membatalkan perilisan 200 berkas terkait pembunuhan tersebut. Otoritas setempat beralasan ratusan dokumen itu dapat membahayakan keamanan nasional.
Ratusan dokumen itu akan diselidiki terlebih dahulu paling lama enam bulan sebelum akhirnya dipublikasikan. Trump mengaku tak punya pilihan untuk menahan penerbitan ratusan dokumen itu.
Sementara Juru Bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan, ratusan dokumen itu akan segera dipublikasikan secara bergiliran dalam beberapa pekan ke depan. Presiden, dia mengatakan, telah meminta transparansi dari agensi dan meminta mereka untuk meminimalisasi pembatalan publikasi dokumen.
"File JFK dipubliksaikan dengan hati-hati. Pada akhirnya akan ada transparansi yang besar. Ini adalah harapan saya untuk mendapatkan semua hal ke publik!" kata Trump.