REPUBLIKA.CO.ID, ASTANA -- Pesiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev telah menandatangani sebuah dekrit untuk mengalihkan huruf resmi negara dari Cyrillic ke Latin. Dilansir dari Aljazirah, Sabtu (28/10), kantor presiden mengumumkan pemerintah akan menunjuk sebuah komisi nasional untuk memastikan transisi bertahap alfabet Kazakh ke naskah bahasa Latin sampai 2025.
Mantan Republik Soviet ini mendeklarasikan kemerdekaan pada 1991. Bahasa negaranya adalah Kazakh, anggota keluarga Turki.
Namun, bahasa Rusia banyak digunakan di seluruh Kazakhstan dan merupakan bahasa resmi keduanya. Sejumlah negara bekas Soviet lainnya, negara-negara Turkik juga telah beralih ke huruf Latin dalam beberapa tahun terakhir.
"Ini bukan sesuatu yang bisa dilakukan dengan tergesa-gesa. Kami mempelajari pengalaman tetangga dan negara asing kita Uzbekistan dan Azerbaijan telah melakukannya," ujarprofesor Hubungan Internasional dan Bahasa Dunia di Universitas Abylai Khan,Karlygash Kabdulova.
Ia mengatakan, Kazakhstan telah mempertimbangkan semua pendapat dan mendiskusikan semua aspek secara rinci. Menurutnya, naskah berbahasa Latin dan Arab telah digunakan oleh orang-orang Kazakh di masa lalu.
Kazakh ditulis dalam aksara Arab sampai 1920 ketika digantikan oleh alfabet Latin. Pada 1940, diganti dengan huruf Cyrillic.
Alfabet Cyrillic saat ini terdiri dari 42 karakter, 33 karakter alfabet Rusia dan sembilan karakter untuk aksen Kazakh tertentu.
Rencana untuk beralih ke bahasa Latin dilaporkan berpusat pada alfabet 32 huruf, dengan beberapa spesifik bahasa Kazakh ditutupi dengan penggunaan apostrof atau tanda penyingkat.
"Mengingat bahwa lebih dari 100 negara di dunia menggunakan aksara Latin, sangat penting bagi integrasi Kazakhstan ke dalam lingkungan pendidikan dan ekonomi global," kata Dosen di Auezov South Kazakhstan State University, Gulnar Karbozova.