REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Menteri Migrasi Belgia Theo Francken mengatakan pemberian suaka politik bagi pemimpin Katalan Carles Puigdemont tidak realistis. Ia menggarisbawahi posisi negaranya sebagai pihak yang kontra dalam perpecahan Spanyol.
"Tidaklah realistis jika Anda melihat situasinya. Mereka sudah membicarakan hukuman penjara. Pertanyaannya adalah sejauh mana dia akan mendapatkan pengadilan yang adil," kata Francken.
Meskipun belum ada indikasi, Puigdemont berharap ia bisa datang ke Belgia. Negara ini adalah satu dari sedikit negara anggota Uni Eropa yang memungkinkan warga Uni Eropa di negara lain untuk mendapatkan suaka politik.
"Akan sulit bagi Spanyol untuk mengekstradisi Puigdemont dalam kasus seperti itu," tambah dia.
Sebagian besar pemimpin Eropa menahan diri untuk tidak mengomentari krisis Spanyol, dengan mengatakan hal itu adalah masalah internal dan konstitusi negara harus menang. Namun Perdana Menteri Belgia Charles Michel telah meminta adanya dialog antara Madrid dan Barcelona.
Pemerintah pusat Spanyol di Madrid telah memecat Puigdemont dan memberhentikan parlemen di Katalunya pada Jumat (27/10). Hal ini dilakukan beberapa jam setelah Katalunya mendeklarasikan dirinya sebagai negara merdeka.
Pengadilan Spanyol juga telah memulai peninjauan terhadap pemungutan suara bagi kemerdekaan Katalunya. Peninjauan tersebut akan digunakan oleh jaksa penuntut untuk memutuskan apakah hal tersebut merupakan sebuah pemberontakan.