REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Sekretaris Jenderal Badan Atom Internasional (IAEA) Yukiya Amano telah melakukan inspeksi ke Iran untuk mengetahui komitmen Teheran dalam mematuhi kesepakatan nuklir. Menurut Amano, hingga saat ini Iran masih menunjukkan komitmen untuk menaati kesepakatan nuklir yang tercapai pada 2015.
"IAEA dapat menyatakan bahwa komitmen terkait (kesepakatan) nuklir tersebut sedang diterapkan (oleh Iran)," ungkap Amano dalam sebuah konferensi pers di Abu Dhabi setelah melakukan perjalanan ke Iran pada Ahad (29/10).
Ia meminta agar Iran tetap sepenuhnya melaksanakan poin-poin dalam kesepakatan nuklir. "Ini adalah dorongan utama pertemuan di Iran. Mengenai kegiatan inspeksi kami, mereka melaksanakan tanggung jawab mereka tanpa masalah," ujarnya.
Ketika melakukan inspeksi ke Iran, Amano menggelar pertemuan dengan Presiden Iran Hassan Rouhani dan pejabat lainnya. Amano mengungkapkan pada pertemuan tersebut ia menyampaikan bahwa kesepakatan nuklir merupakan sebuah keuntungan yang signifikan untuk proses verifikasi.
Kendati demikian, Amano menolak mengomentari kebijakan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran. Hal itu menyusul keputusan Presiden AS Donald Trump yang menolak untuk memperpanjang kesepakatan nuklir dengan Teheran.
Pertengahan Oktober lalu, Trump telah mencabut dukungannya terhadap kesepakatan nuklir Iran.Sejak tercapainya kesepakatan nuklir Iran pada 2015, Kongres AS mewajibkan presiden untuk mengesahkan kembali kesepakatan tersebut setiap 90 hari sebagai bukti bahwa Iran melaksanakan janjinya.
Sejak menjabat sebagai presiden AS, Trump telah dua kali mengesahkan kesepakatan nuklir tersebut. Namun ia menolak melakukan hal ini untuk yang ketiga kalinya. Trump menuding Iran telah melanggar kesepakatan nuklir dengan membangun senjata nuklir berbahaya. Ia juga mengklaim bahwa Teheran menyokong gerakan teroris di Timur Tengah.
Kendati demikian, Hassan Rouhani telah menegaskan bahwa Iran akan terus membangun rudal karena hal itu tak melanggar keaepakatan internasional. "Kami telah membangun, sedang membangun, dan akan terus membangun rudal. Dan ini tidak melanggar kesepakatan internasional," kata Rouhani saat berpidato di parlemen Iran, Ahad (29/10).