Selasa 31 Oct 2017 00:47 WIB

Taiwan akan Tambah Anggaran Pertahanan

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (tengah) saat mengunjungi USS Arizona Memorial di Honolulu, Hawaii, 28 Oktober 2017.
Foto: Cindy Ellen Russell/The Star-Advertiser via AP
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (tengah) saat mengunjungi USS Arizona Memorial di Honolulu, Hawaii, 28 Oktober 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan memahami kebutuhan pengeluaran lebih banyak untuk pertahanannya dan akan terus meningkatkan anggaran militernya, kata Presiden Tsai Ing-wen dalam kunjungannya ke Hawai, yang memicu kemarahan Cina.

Tsai mengunjungi Hawaii pada akhir pekan lalu dalam perjalanannya ke tiga sekutu diplomatik Taiwan di Pasifik, meskipun Cina meminta Amerika Serikat menghentikan perjalanan Tsai tersebut. Perjalanan itu dilakukan kurang dari dua pekan sebelum Presiden Donald Trump berkunjung ke Beijing.

Cina meningkatkan tekanan terhadap Taiwan sejak Tsai berkuasa pada tahun lalu, mencurigai Taiwan ingin mendorong kemerdekaan resmi dengan melakukan lebih banyak pelatihan militer di sekitar pulau tersebut, dan perlahan melepas sekutu diplomatiknya, yang sedikit dan masih tersisa.

Tsai menjelaskan hubungan Taiwan-AS sebagai "bentuk keramahan yang belum pernah terjadi sebelumnya" dalam komentar yang dikeluarkan oleh kantor presiden Taiwan pada Senin.

"Kami senang melihat janji-janji AS pada perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Pasifik, dan dari pertemuan dengan AS, kami memahami pentingnya meningkatkan investasi di bidang pertahanan," katanya mengutip pernyataan tersebut.

Taiwan telah meningkatkan pengeluaran untuk bidang pertahanan tahun ini dan akan terus melakukannya, ujar Tsai saat bertemu dengan dua anggota wadah pemikir AS.

Amerika Serikat dan Taiwan belum memiliki hubungan diplomatik formal sejak Washington menjalin hubungan dengan Beijing pada 1979, namun Amerika Serikat terikat oleh undang-undang untuk memberi Taiwan sarana mempertahankan negaranya.

Taiwan dipersenjatai dengan baik dengan sebagian besar senjata buatan AS, namun telah mendorong penjualan peralatan yang lebih canggih, seperti jet tempur untuk menangani ancaman yang berkembang dari Cina dan angkatan bersenjatanya yang termodernisasi dengan cepat.

Cina tidak pernah membantah penggunaan kekuatan agar membawa Taiwan di bawah kendalinya. Cina sering menyebut Taiwan sebagai isu paling sensitif dan penting antara Cina dan Amerika Serikat, serta telah kecewa dengan langkah AS untuk memperluas pertukaran militer dengan Taiwan dan melanjutkan penjualan senjata AS ke pulau tersebut.

Kunjungan Tsai di Hawaii termasuk dalam lawatan peringatan Pearl Harbor, perjamuan dengan masyarakat Taiwan di luar negeri, dan pidato bersama dengan Duta Besar James F Moriarty, kepala perwakilan diplomatik AS di Taiwan, yang juga dikenal sebagai Lembaga Amerika di Taiwan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement