Selasa 31 Oct 2017 05:51 WIB

Remaja Meksiko Direkrut Kartel Penyelundup Manusia

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Mexico City, Meksiko
Foto: flickr
Mexico City, Meksiko

REPUBLIKA.CO.ID, MEKSIKO -- Pada pandangan pertama, dia terlihat seperti anak laki-laki berusia rata-rata 14 tahun. Tubuhnya yang kokoh dan dengan potongan rambut simpul yang modis, Jose mendengarkan dengan kepala tertunduk saat ayahnya marah.

Selesai dimarahi, dia akhirnya ceria kembali, saat memamerkan babi dan ayamnya yang berkeliaran di luar rumah bobrok milik keluarganya di pinggiran Ciudad Juarez, Meksiko. Tapi di luar gambaran tentang ketenangan yang sederhana ini, Jose terlibat dalam dunia berbahaya.

Dilansir dari Aljazirah, Selasa (31/10, dijelaskan, Jose bekerja untuk sebuah kartel lokal, membimbing imigran yang tidak berdokumen dari Ciudad Juarez melintasi padang pasir, dan ke Texas dan New Mexico. Kartel tersebut menggunakan Jose sebagai penyelundup manusia karena, dengan usia di bawah umur, kemungkinan besar dia akan kembali ke Meksiko jika tertangkap oleh patroli perbatasan AS. Dari situ dia bisa melakukan perjalanan lagi, dan lagi.

Jose bukan satu-satunya. Pemimpin kejahatan terorganisir menggunakan sejumlah anak-anak dan remaja untuk menyelundupkan migran sepanjang perbatasan Meksiko-AS. Menurut Jose, perjalanannya hanya memakan waktu sekitar 30 menit. "Kau merasa takut, dan kemudian kau sudah di sana, maka kita membiarkan mereka bersembunyi di hotel dan seseorang membawanya," katanya.

Dia memulai hal ini saat berusia 12 tahun. Dia bilang dia tidak tahu persis berapa kali dia menghadapi ular dan padang pasir yang dingin, tapi satu hal yang dia tahu adalah uangnya bagus. Jika dihitung dengan rata-rata hasil dari pekerjaan shift malam pabrik, Jose bisa mendapatkan uang senilai dengan seorang pekerja pabrik dalam empat bulan.

Jose menerima 200 dolar AS untuk setiap orang Meksiko yang dia selundupkan dan 500 dolar AS untuk orang lain (biasanya itu berarti orang Amerika Tengah, melarikan diri dari kekerasan geng yang merajalela di negara mereka sendiri). Dia membawa dua sampai empat orang bersamanya sekaligus, bergerak pada malam hari, mencoba melepaskan diri dari perhatian patroli perbatasan AS.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement