REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump tidak akan mengunjungi perbatasan yang membelah Semenanjung Korea selama turnya ke Asia pekan depan. Hal ini melanggar tradisi kepresidenan Amerika yang dimaksudkan untuk menunjukkan komitmen Washington kepada sekutu Korea Selatan dengan berdiri di perbatasan Korea Utara.
Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan Trump, yang memulai kunjungan 12 harinya di Jepang pada Ahad, akan terlalu sibuk untuk melakukan perjalanan ke zona demiliterisasi (DMZ). "Presiden tidak akan mengunjungi DMZ, tidak ada cukup waktu dalam jadwal," kata pejabat tersebut seperti dilansir The Guardian, Rabu (1/11).
Menteri pertahanan, James Mattis, mengunjungi daerah itu pekan lalu dan Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson berkunjung pada Maret. "Ini menjadi sedikit klise, terus terang," kata pejabat tersebut.
Kehadiran Trump di dekat garis demarkasi akan membawa dampak, khususnya pada saat ketegangan tinggi terhadap rudal balistik Pyongyang dan program senjata nuklir.
Sebagai ganti kunjungan itu, Trump akan bertemu dengan personel militer AS dan keluarga mereka di Kamp Humphreys, sekitar 90km selatan Seoul. Pangkalan tersebut baru saja diperluas dan sekarang berfungsi sebagai markas baru Angkatan Darat AS ke-8, sekaligus sebagai pertanda kehadiran militer AS di Korea Selatan.
"Kami pikir itu lebih masuk akal dalam hal perpesanannya, dalam hal kesempatan untuk menangani keluarga dan tentara di sana," kata pejabat tersebut.
Dia menambahkan dengan mengunjungi Kamp Humphreys, Trump akan menunjukkan komitmen Washington terhadap aliansi dengan Korea Selatan.
DMZ telah membuat kedua negara terpisah sejak perang Korea berakhir 64 tahun yang lalu dengan gencatan senjata tapi bukan perjanjian damai. Mendatangi DMZ telah ada dalam setiap rencana perjalanan presiden AS yang berkunjung -- kecuali George W Bush -- sejak Ronald Reagan pergi pada 1983.
Bill Clinton menggambarkannya sebagai "tempat paling menakutkan di Bumi" saat dia berkunjung pada 1993.
Pejabat AS tersebut menunjukkan bahwa Mike Pence, wakil presiden, telah berada di DMZ awal tahun ini. Dengan mengenakan jaket pengebom kulit, Pence menantang orang-orang Korea Utara untuk melihat tekad AS.