Jumat 03 Nov 2017 01:25 WIB

Kemerdekaan Palestina Butuh Dukungan Negara Arab dan Muslim

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Palestina menanti kemerdekaan
Palestina menanti kemerdekaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia Taher Hamad mengatakan kemerdekaan Palestina membutuhkan dukungan negara-negara Arab dan seluruh umat Muslim. Namun sayangnya, kata dia, saat ini negara-negara Arab sedang dilanda konflik dan terpecah belah.

"Kita lihat apa yang terjadi di Suriah, Lebanon, Irak, Yaman, dan Libya. Ini tragedi," kata Hamad saat menghadiri diskusi bertema "Menggugat 100 Tahun Deklarasi Balfour" di Kedubes Palestina di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (2/11).

Ia menilai persatuan di antara negara-negara Arab dapat memberi kontribusi bagi kemerdekaan Palestina atas pendudukan Israel. "Tapi bagaimana mereka bisa mendukung Palestina ketika mereka tercerai-berai. Palestina (menghadapi Israel) sendiri dan tak bisa berbuat apa-apa," ujarnya.

Saat ini, Hamad mengakui negaranya membutuhkan dukungan dari negara-negara Arab dan seluruh umat Muslim. "Jika kita mendapatkan dukungan dari semua umat Islam dan negara Arab, mungkin kita bisa meraih sesuatu," katanya.

"Tapi ketika mereka tak bersatu, Palestina sendiri dan sangat lemah," kata Hamad menambahkan.

Kamis, 2 November 2017 menandai 100 tahun deklarasi Balfour. Deklarasi balfour merupakan sebuah pernyataan publik yang ditandatangani oleh menteri luar negeri Inggris James Arthur Balfour pada 2 November 1917.

Dalam surat tersebut, Balfour mengungkapkan pemerintah Inggris bersimpati dan memandang positif aspirasi Zionis untuk mendirikan tanah air bagi bangsa Yahudi di Palestina. Kala itu Palestina merupakan wilayah kekuasan Kekaisaran Ottoman yang tengah berkonfrontasi dengan Inggris dan sekutunya dalam Perang Dunia I.

Pada 9 November 1917, Balfour menyerahkan surat yang ditandatanganinya kepada Lord Rotschild, pemimpin komunitas Yahudi Inggris. Hal ini seolah mempertegas Inggris mendukung lahirnya sebuah rumah bagi orang-orang Yahudi di Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement