REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara kemungkinan akan merencanakan tes misil baru, menurut laporan badan mata-mata Korea Selatan kepada anggota parlemen, Kamis (2/11), setelah aktivitas cepat tampak di fasilitas penelitiannya, beberapa hari sebelum Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengunjungi Seoul.
Korut telah melakukan serangkaian uji coba nuklir dan peluru kendali yang menentang resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, namun belum meluncurkan misil apapun sejak meluncurkan satu misilnya di atas daratan Jepang pada 15 September, jeda aktivitas yang paling lama pada tahun ini.
Namun, kesibukan aktivitas termasuk pergerakan kendaraan telah terdeteksi di fasilitas penelitian misil Korut di Pyongyang, tempat tes misil terbaru dilakukan, menunjuk kemungkinan dilakukannya peluncuran lain, demikian Dinas Intelijen Korsel dalam sebuah penjelasan kepada anggota parlemen.
Dinas intelijen tersebut tidak mengatakan bagaimana aktivitas itu terdeteksi.
Korut tidak merahasiakan rencananya untuk menyempurnakan misil berkepala nuklir yang mampu mencapai daratan AS. Negara tersebut sering mengancam untuk menghancurkan AS dan "bonekanya", Korsel.
"Ada kemungkinan peluncuran misil baru mengingat pergerakan aktif kendaraan di sekitar lembaga penelitian misil di Pyongyang. Korut akan terus mendorong tes nuklir lebih lanjut, dan miniaturisasi serta diversifikasi hulu ledak," demikian dinas intelijen tersebut pada penjelasannya.
Lokasi tes nuklir Korut di kota barat laut Punggye-ri bisa saja rusak akibat tes nuklir keenam dan terbesar pada 3 September, menurut Kim Byung-kee, Yi Wan-young dan Lee Tae-gyu, anggota komite intelijen parlemen Korsel.
Ledakan tersebut memicu gempa susulan dalam delapan menit dan tiga guncangan tambahan.
Siaran televisi Jepang Asahi, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, mengatakan pada Selasa sebuah terowongan di lokasi tes nuklir runtuh setelah ledakan itu, yang mungkin menewaskan lebih dari 200 orang. Reuters belum dapat membuktikan kebenaran laporan tersebut yang dianggap Korut pada Kamis sebagai kabar salah dan bersifat fitnah.
Pyongyang kemungkinan akan meledakkan lebih banyak perangkatnya, karena pihaknya mencoba menguasai miniaturisasi hulu ledak nuklir untuk ditempatkan di atas misil, menurut para anggota parlemen.
Terowongan ketiga di kompleks Punggye-ri masih dapat digunakan untuk tes lain "kapan saja", sementara konstruksi dilanjutkan di terowongan keempat, sehingga tempat tersebut tidak dapat digunakan "untuk waktu yang cukup lama", tambahnya.
Trump akan mengunjungi lima negara Asia dalam beberapa hari mendatang untuk pembicaraan yang berfokus perihal Korut. Kunjungan tersebut mencakup sekutu utama Korut, China, dan sekutu AS yakni Jepang dan Korea Selatan, yang telah menyaksikan dengan tingginya kekhawatiran karena Trump dan Korut telah saling menyerang melalui kata-kata satu sama lain.