Jumat 03 Nov 2017 13:09 WIB

Serbia tak Mau Memilih Antara AS dan Rusia

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Teguh Firmansyah
Amerika Serikat dan Rusia
Foto: IST
Amerika Serikat dan Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, BELGRADE -- Serbia ingin mempertahankan keseimbangan yang rumit antara Rusia dan Barat. Ini diungkapkan menteri luar negeri Serbia pada  Kamis, (2/11).

Serbia juga menolak permintaan AS agar memilih antara bersama AS atau Rusia. Serbia merupakan negara yang  muncul dari runtuhnya Yugoslavia pada 1990-an. Kebanyakan penganutnya Kristen Ortodoks dan Slavia yang memiliki kedekatan alami dengan Moskow.

Meski demikian Serbia sangat ingin bergabung dengan Uni Eropa. Bulan ini, Deputi Asisten Deputi AS untuk Urusan Eropa dan Eurasia, Hoyt Brian Yee menilai tidak mungkin dapat duduk di dua kursi pada saat bersamaan. Ucapannya menyindir Serbia untuk memilih antara AS dan Rusia.

Namun ucapannya memicu kritik tajam di ibukota Serbia. Menteri Luar Negeri Ivica Dacic, yang memimpin Partai Sosialis berkuasa mengatakan, Beograd akan menjaga keseimbangan dengan Barat, Rusia dan Cina.

"Yang tidak kami inginkan adalah seseorang menarik kursi kami dari bawah kami. Hal yang penting adalah melihat apa yang menjadi kepentingan kami," kata Dacic, Jumat (3/11).

Meskipun Uni Eropa adalah mitra dagang dan investor terbesar Serbia, Rusia mengendalikan pasokan minyak dan gasnya. Moskow juga berusaha untuk memperkuat hubungan militer dengan Beograd dengan memberikan sumbangan enam jet tempur MiG-29.

Atas permintaan Serbia, Moskow memblokir Kosovo agar tidak menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement