REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump menanggapi akun pribadi Twitternya yang tidak sengaja dinonaktif oleh karyawan Twitter Inc. Ia menyatakan bahwa seharusnya hal itu tidak dilakukan karena akunnya akhirnya keluar dan memiliki dampak.
Akun Twitter presiden diturunkan selama 11 menit pada Kamis (2/11) malam. Banyak yang berspekulasi bahwa akun tersebut mungkin akan dinonaktifkan untuk selamanya.
Namun pihak Twitter telah berulang kali menyatakan bahwa pihaknya tidak akan melarang Trump meskipun melanggar peraturannya. Twitter menjelaskan bahwa kejadian itu adalah ulah karyawannya yang nakal. Dan kini pihaknya menghindari hal itu terulang kembali.
Banyak pendukung Trump yang mengira bahwa hal itu dilakukan oleh seseorang yang menentang kebebasan berbicara. Komentator sayap kanan Inggris Paul Joseph Watson mengatakan bahwa kaum liberal telah menyerah dalam kebebasan berbicara dan malah mengalami orgasme kapan pun kebebasan berbicara disensor, baik tingkah staf Twitter atau preman Antifa yang kejam," ujarnya, seperti dikutip The Independent, Jumat (3/11).
Sementara Trump justru baru menanggapi kejadian itu sekitar setengah hari setelah nonaktif. "Akun Twitter saya dinonaktifkan selama 11 menit oleh seorang karyawan nakal. Saya kira akhirnya dikeluarkan dan berdampak," tulisnya.
Tanggapannya tersebut juga membahas cuitannya sebelumnya yang salah ketik, covfefe. Dia tampak senang karena banyak orang yang bingung atau menyerangnya karena kejadian tersebut.