REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) mengecam latihan penjatuhan bom nuklir oleh dua pesawat B-1B. Latihan yang dilakukan dilangit Korea Selatan (Korsel) dinilai untuk menyerang Korut.
"Kenyataan itu menujukan imperialis gangster seperti AS merupakan pihak yang memperparah situasi Semenanjung Korea dan berusaha untuk memicu perang nuklir," kata Pejabat dari kantor berita Korut seperti dikutip Aljazeera, Sabtu (4/10).
Tiga kapal induk Amerika pun terlihat berpatroli diperairan Semenanjung Korea. Hal ini dilakukan guna mengamankan kedatangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke kawasan Asia.
Trump rencananya akan melakukan lawatan ke Jepang, Korsel dan Cina. Kunjungan kenegaraan tersebut untuk membahas dan meminta negara-negara Asia mebantu menekan program nuklir Korut.
Pejabat Korut menilai AS tengah melakukan upaya terakhir untuk memeriksa kemajuan dinamis negaranya dengan menerapkan aset strategis nuklir mereka secara berurutan. Kendati, dia mengatakan, tentara dan rakyat Korut tidak pernah merasa takut terhadap tindakan tersebut.
"Imperial AS penyuka perang seharusnya tidak bertindak sembarangan," tegas pejabat tersebut.
Tensi AS dan Korut terus meningkat terlebih jelang perjalanan Trump ke kawasan Asia. Pesawat pengebom siluman supersonik terbang dari sebuah pangkalan Amerika di Guam untuk melakukan latihan pada Kamis (2/11) kemarin. AS mengatakan mereka tidak akan pernah menerima senjata nuklir Korut.
Trump telah mengancam akan sepenuhnya menghancurkan Korut dan sekutu-sekutunya. Presiden Korut Kim Jong Un pun menebar intimidasi serupa dan siap memusnahkan dataran AS.