Ahad 05 Nov 2017 13:13 WIB

Kunjungi Jepang, Trump Bahas Isu Korut

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Elba Damhuri
Peluncuran rudal korut.
Foto: EPA
Peluncuran rudal korut.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tiba di Jepang, Ahad (5/11). Jepang menjadi negara pertama yang dikunjungi Trump dalam rangkaian tur Asia-nya selama 12 hari ke depan.

Trump mengatakan bahwa kunjungannya ke Jepang akan dimanfaatkan untuk membahas ketegangan dengan Korea Utara (Korut). Ia hendak menghadirkan sebuah fron persatuan negara Asia untuk melawan Korut.

Hal ini akan didiskusikannya, tidak hanya dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, tetapi juga pemimpin negara Asia lainnya yang akan dikunjunginya.

Berbicara kepada wartawan di pesawat Air Force One saat dalam perjalanan ke Jepang, Trump mengungkapkan bahwa sebuah keputusan akan segera dibuat, yakni apakah akan memasukkan Korut ke dalam daftar negara sponsor terorisme atau tidak.

Pemerintahannya juga berencana untuk mengambil pendekatan yang berbeda untuk menangani masalah Korut setelah tahun-tahun sebelumnya ia anggap sebagai kelemahan total.

"Kami ingin menyelesaikannya (masalah Korut), ini adalah masalah besar bagi negara dan dunia kita. Dan kami ingin menyelesaikannya," ujar Trump seperti dikutip laman the Telegraph.

Seusai kunjungannya ke Jepang, Trump akan melanjutkan perjalanannya ke Korea Selatan (Korsel) pada 7-8 November. Dia akan bertemu dengan Presiden Korsel Moon Jae-in dan mendiskusikan beberapa isu, termasuk yang paling utama adalah perihal Korut.

Pada 8-10 November, Trump akan berada di Cina untuk bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping. Isu Korut dan perdagangan akan menjadi pembahasan kedua pemimpin tersebut. Setelah itu, Trump akan menghadiri "Asia Pasific Economic Cooperation Economic Leaders Meeting" di Vietnam pada 10-12 November.

Tur Asia Trump akan diakhiri dengan mengunjungi Filipina pada 12-13 November mendatang. Selain menghadiri acara peringatan 40 tahun hubungan AS dengan ASEAN, Trump juga akan menggelar pertemuan dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement