REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembentukan komite antikorupsi dan penangkapan 11 pangeran serta empat menteri yang dipelopori oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman Arab Saudi dinilai, sebagai langkah untuk memperoleh dukungan dari generasi muda Arab saudi. Ini dikarenakan 70 persen penduduk Arab Saudi di bawah usia 30 tahun.
"Anak-anak milenial ini tahu betul apa yang sedang terjadi di dalam pemerintahan. Karena korupsi di Saudi sudah bukan rahasia lagi. Korupsi sudah sistematis dan endemik dan berlangsung puluhan tahun dan hampir semua pejabat memang korupsi. Mohammed bin Salman ingin mendapat dukungan dari populasi muda Arab Saudi," ujar Pengamat Timur Tengah LIPI, Smith Alhaidar saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (5/11).
Tapi di samping itu, tindakan yang dilakukan Mohammed bin Salman ini, juga dimaksudkan untuk menyingkirkan orang-orang yang tidak sejalan dengan upaya reformasi secara radikal yang sedang dilaksanakannya. Sehingga, pembersihan yang dilakukan Mohammed bin Salman juga memiliki motif politik.
Menurutnya, gebrakan yang dilakukan oleh Mohammed bin Salman ini, baru permulaan. Sehingga, akan ada gebrakan lain lagi kedepannya. Alhaidar mengatakan, visi Saudi 2030 yang ingin melepaskandiri dari ketergantungan pada minyak memerlukan reformasi di semua bidang baik agama, budaya, sosial, dan politik. Beberapa oposisi keras dari dalam negeri, baik dari ulama maupun kelompok-kelompok konservatif mengangap reformasi yang dilakukan Mohammed bin Salman terlalu radikal dan mendadak.
"Jadi, Mohammad bin Salman melakukan tindakandan pembersihan bagi orang-orang yang tidak sejalan dengan visi Saudi modern," ujarnya.
Miteb bin Abdullah disingkirkan karena garda revolusi itu sangat penting bagi militer Arab Saudi. Ini karena siapa yang menguasai itu, maka mengusai seluruh Al Saud dan keamanan dalam negeri. Jadi, Mohammd bin Salman membuthkan garda nasional ini yang mendukung kebijakannya.
"Jadi, haruslah orang yang sejalan dengan dia. Embel-embel korupsi itu memang benar, tapi korupsi terjadi di semua lini bukan hanya orang-orang itu saja," tambahnya.
Menurut dia, langkah yang diambil Putra Mahkota berusia 32 tahun ini, juga menimbulkan beberapa kekhawatiran di negara sekutu Arab Saudi. Mereka khawatir keputusan Mohammed bin Salman akan menimbulkan instabilitas di dalam negeri.
"Dan ini menjadi ketakutan semua pihak yang berkaitandengan Arab Saudi apakah langkah-langkah Mohammad bin Salman ini bisa menjamin kemajuan Saudiatau malah berdampak terhadap keamanan dalam negeri," katanya.