REPUBLIKA.CO.ID, DAHA -- Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdulaziz, secara langsung menelpon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait insiden yang terjadi di Manhattan, New York, Amerika Serikat, akhir bulan lalu.
Dalam insiden tersebut, sebuah truk bak terbuka yang dikendarai pria Sayfullo Saipov, dengan sengaja menabrak sejumlah pejalan kaki. Insiden itu mengakibatkan delapan orang meninggal dunia.
Seperti dilansir dari media pemerintah Arab Saudi, Saudi Press Agency (SPA), dalam pembicaraan lewat sambungan telepon tersebut, Raja Salman mengutuk insiden yang terjadi Manhattan.
Raja Salman juga menegaskan sikap Arab Saudi, yang siap mendukung langkah Amerika Serikat untuk ikut memerangi terorisme dan mempertahankan keamanan dalam negeri AS.
''Raja Salman juga menggarisbawahi pentingnya untuk menggalang dukungan internasional dalam upaya memerangi dan memberantas terorisme hingga ke akar-akarnya,'' tulis SPA, sepeti dikutip Anadolou, Ahad (6/11) WIB.
Sementara, dalam percakapan tersebut, Donald Trump memuji langkah-langkah yang telah diambil Pemerintah Arab Saudi dalam usaha meerangi ekstrimisme dan terorisme.
Selama pembicaraan tersebut, kedua Kepala Negara tersebut juga membahas berbagai aspek, mulai dari rencana peningkatan kerjasama antara kedua negara, hingga situasi perkembangan regional Timur Tengah dan internasional.
Pembicaraan lewat telepon antara Raja Salman dengan Donald Trump itu pun dilakukan pada Ahad (5/11) waktu setempat, atau sehari setelah Komite Anti Korupsi, yang baru dibentuk, menahan puluhan orang, termasuk pangeran, menteri, mantan menteri, dan sejumlah pengusaha. Mereka ditangkap atas dugaan terlibat skandal kasus korupsi.
Penangkapan ini berlangsung beberapa jam setelah Komite Anti Korupsi, yang dipimpin oleh Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman, resmi dibentuk dan mendapatkan izin dari Kerajaan Arab Saudi.