Selasa 07 Nov 2017 05:05 WIB

Palestina Siap Gelar Pemilihan Umum Nasional

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Bilal Ramadhan
Selebrasi perdamaian Hamas dan Fatah (ilustrasi)
Foto: channel4.com
Selebrasi perdamaian Hamas dan Fatah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Anggota Komite Pusat Fatah Ahmed Halas mengatakan bahwa saat ini Palestina siap menggelar pemilihan umum nasional menyusul rekonsiliasi yang telah tercapai antara Fatah dan Hamas. Persiapan pemilihan ini akan menjadi salah satu topik yang dibahas dalam lanjutan perundingan rekonsiliasi Fatah dengan Hamas di Kairo, Mesir, pada 21 November mendatang.

Halas mengungkapkan bahwa rekonsiliasi Fatah dengan Hamas telah berhasil menyelesaikan sejumlah masalah internal Palestina. Oleh sebab itu, menurutnya, Palestina telah siap untuk menggelar pemilihan umum untuk menyusun pemerintahan nasional yang baru.

Ia mengatakan dalam lanjutan perundingan rekonsiliasi di Kairo pada 21 November akan dibahas isu-isu yang berkaitan dengan urusan publik Palestina, termasuk pemilihan dan pembentukan pemerintah persatuan nasional.

"Konsensus pemerintah saat ini akan terus mengambil perannya hingga tercapai kesepakatan untuk membentuk pemerintah atau menggelar pemilihan legislatif," kata Halas pada Senin (6/11), dikutip laman Asharq Al-Awsat.

Ia pun menyatakan bahwa Fatah siap untuk berpartisipasi saat pemilihan umum digelar. "Fatah telah mendapatkan kembali popularitasnya dan berhasil mencapai pemikiran rakyat Palestina," ujar Halas.

Halas mengungkapkan Fatah akan menggelar sebuah upacara pada Sabtu (11/11) mendatang untuk memperingati 13 tahun wafatnya Yasser Arafat. Menurutnya, ini akan menjadi hari istimewa nasional. "Saya pikir semua orang akan mengisi kesempatan ini untuk menunjukkan persatuan Palestina," ucapnya.

Sebab, ia berpendapat, saat ini ada pihak-pihak yang masih menghendaki agar rekonsiliasi Fatah dengan Hamas gagal. "Kami tahu bahwa ada orang-orang yang menginginkan rekonsiliasi Palestina berhasil dan mereka yang takut akan rekonsiliasi semacam ini, sebab mereka ingin rakyat Palestina tetap terbelah," ujar Halas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement