Selasa 07 Nov 2017 16:43 WIB

Tiba di Korsel, Trump Disambut Protes

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Presiden AS Donald Trump (kanan) bersama Presiden Korsel Moon Jae-in saat upacara penyambutan di Istana biru di Seoul, Selasa (7/11).
Foto: Kim Hong-ji/Pool Photo via AP
Presiden AS Donald Trump (kanan) bersama Presiden Korsel Moon Jae-in saat upacara penyambutan di Istana biru di Seoul, Selasa (7/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Polisi di Korea Selatan (Korsel) harus siaga satu untuk mengawasi kritikus dan pendukung Presiden AS Donald Trump yang tiba di negara tersebut. Puluhan demonstran anti-Trump berkumpul di dekat istana presiden Blue House dengan spanduk bertuliskan "Trump TIDAK disambut!" Dan "katakan tidak pada Trump, dan katakan tidak pada perang."

Para demonstran menuduh Trump membangkitkan kebencian dengan Korut dan menekan Seoul untuk membeli lebih banyak senjata ke AS. Mereka juga menuduhnya menekan Seoul untuk melakukan kesepakatan kembali perdagangan bebas bilateral antara kedua negara tersebut sehingga lebih menguntungkan AS.

 

"Kami menentang kunjungan ke Korsel oleh Trump, yang telah meningkatkan ketakutan perang di Semenanjung Korea," kata salah seorang demonstran yang membacakan pernyataan, dikutip The Guardian, Selasa (7/11).

 

Kelompok yang menyebut dirinya Koalisi Anti-Trump itu juga berencana melakukan aksi protes pada Rabu (8/11) waktu setempat di dekat parlemen Seoul. Di mana Trump direncanakan akan berpidato yang menyerukan masyarakat internasional untuk memaksimalkan tekanan ke Korut.

 

Sementara itu ada pula pendukung Trump, yang kebanyakan dari mereka adalah kaum konservatif. Mereka juga akan menghiasi jalanan untuk menunjukkan bahwa warga Korsel terbagi dalam beberapa garis ideologis dan generasi.

 

Menurut Badan Kepolisian Nasional, lebih dari 15 ribu polisi diturunkan untuk mengamankan kedatangan Trump dan memantau demonstrasi tersebut. Sejumlah perwira berjaket hijau neon juga berpatroli di dekat Blue House dan Kedubes AS. Dan juga dipasang ratusan bus untuk membuat perimeter ketat di jalan-jalan terdekat.

 

Selain itu petugas juga memasang pagar baja di sekitar kedutaan, tempat demonstrasi berlangsung. Polisi tidak menghalangi demonstran berbaris di jalan-jalan dekat istana kepresidenan. Karena Pengadilan Tata Usaha Seoul memutuskan bahwa larangan tersebut melanggar kebebasan berkumpul para demonstran.

 

Para demonstran baik pro maupun anti-Trump berdemonstrasi duel dengan damai dalam beberapa pekan terakhir menjelang kedatangan Trump. Banyak warga Korsel yang khawatir tentang retorika Trump soal Korut, mencakup ancaman opsi militer akan meningkatkan risiko perang yang tidak diinginkan di Semenanjung Korea. Yang dinilai dapat merugikan ribuan warga Korsel.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement