REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kota Terlarang di Beijing akan terbuka bagi keluarga inti Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat melakukan kunjungan ke Ibu Kota Cina itu.
"Kota Terlarang pada malam pertama kunjungan (Rabu 8/11) akan menerima keluarga inti Presiden Cina dan Presiden AS. Saya yakin itu sangat pribadi dan istimewa," kata Duta Besar AS untuk Cina, Terry Branstad, sebagaimana dikutip media resmi di Beijing, Selasa (7/11).
Kota Terlarang memiliki sejarah panjang dan merupakan tempat penting di Cina. Orang-orang ingin belajar banyak tentang sejarah Cina dan sejarah itu ditemukan di Kota Terlarang, demikian jawaban Branstad atas pertanyaan dipilihnya Kota Terlarang sebagai tempat istimewa Trump dan keluarganya dalam kunjungannya ke negeri Tirai Bambu itu pada Rabu (8/11) hingga Jumat (10/11).
Oleh karena adanya dua kepala negara berpenduduk terbesar di dunia itu, maka Kota Terlarang ditutup untuk umum pada Rabu (8/11). Kota Terlarang tetap ramai pada Selasa dan beberapa polisi berjaga-jaga di sekitarnya.
Beberapa pengunjung menyadari penutupan tersebut karena untuk menghormati kunjungan Presiden AS. "Cina merupakan negara yang menjunjung tinggi kesopanan sehingga rakyat memahami (penutupan itu). Kami berharap Cina dan AS akan menjaga persahabatan dan tidak terlibat konflik," kata Wang, salah satu pengunjung asal Provinsi Shanxi, sebagaimana dikutip Global Times.
"Ini kunjungan kedua saya ke Cina dan saya anggap Kota Terlarang merupakan simbol terbesar budaya Cina. Saya pikir perbedaan budaya dan bahasa bukan hambatan bagi Cina dan AS. Sebaliknya, kedua negara harus bekerja sama dan belajar satu sama lain, khususnya dalam ranah global," kata Caroline, wisatawan asal AS.
"Kunjungan Trump ke Kota Terlarang akan berbeda dari kunjungan biasa, khususnya untuk membantu Trump lebih memahami budaya Cina," kata Wakil Direktur Lembaga Kajian AS, Chinese Academy of Social Science, Ni Feng.
Kunjungan Trump tercatat sebagai kunjungan kepala negara pertama yang dilakukan setelah Kongres ke-19 Partai Komunis Cina.
Wakil Menteri Luar Negeri Cina Zheng Zeguang mengatakan bahwa Trump dan keluarganya akan diperlakukan sebagai tamu negara khusus.
"Akan ada interaksi penting antara kedua kepala negara. Ibu negara (Melania Trump) dan Madame Peng (Li Yuan) akan bersama mengunjungi sekolah," kata Branstad.
Sementara itu, kerja sama perdagangan dan isu Semenanjung Korea merupakan topik utama pertemuan kedua kepala negara tersebut.