Rabu 08 Nov 2017 13:51 WIB

Gara-Gara AU Lalai, Penembak Gereja Texas Bisa Beli Senjata

Petugas keamanan setempat berjaga di lokasi penembakan di Sutherland Springs, Texas.
Foto: Eric Gay/AP
Petugas keamanan setempat berjaga di lokasi penembakan di Sutherland Springs, Texas.

REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Pria yang melakukan salah satu penembakan massal paling maut di Amerika Serikat bisa membeli senjata api secara legal karena kelalaian Angkatan Udara AS, menurut sejumlah pejabat.

Kelalaian yang dimaksud adalah Angkatan Udara tidak pernah memasukkan informasi soal hukuman yang sebelumnya pernah diterima Devin Kelley ke dalam bank data Biro Investigasi Federal (FBI).

Devin Kelly adalah pelaku penembakan massal di sebuah gereja di daerah pedesaan Texas bagian tenggara hingga menewaskan 26 orang pada Ahad lalu. Saat berdinas di Angkatan Udara pada 2012, Kelly dijatuhi hukuman oleh mahkamah militer karena melakukan kekerasan dalam rumah tangga, yaitu menyerang istri pertamanya dan putra tirinya, menurut Pentagon.

Penembakan oleh Kelly merupakan serangan paling maut kelima dalam sejarah AS yang dilakukan oleh penembak tunggal. Pihak berwenang mengatakan korban tewas dalam serangan di gereja itu mencapai 26 orang, termasuk satu bayi dalam kandungan seorang perempuan, yang juga terbunuh.

Angkatan Udara mengatakan telah gagal menyampaikan informasi soal hukuman yang diterima Kelly ke sistem Pusat Informasi Kejahatan Nasional. Sistem tersebut merupakan suatu bank data milik pemerintah AS yang digunakan para pedagang senjata api berizin untuk memeriksa latar belakang kejahatan para calon pembeli senjata.

Para korban yang tewas dalam serangan berusia antara 19 bulan hingga 77 tahun. Sebanyak 20 orang lainnya mengalami luka, yang 10 di antaranya hingga Senin malam masih berada dalam kondisi kritis.

Kelly tewas akibat terluka karena tembakan sendiri dalam mobilnya saat ia kabur.

Juru bicara Departemen Keselamatan Masyarakat Freeman Martin, pada jumpa pers mengatakan di dalam kendaraan itu pihak berwenang menemukan dua pistol. Kelly juga mengalami luka karena tembakan yang dikeluarkan oleh seorang warga. Ketika mendengar suara tembakan, warga tersebut langsung mengambil senjata miliknya, lari menuju gereja dan menembak Kelly ketika pria berusia 26 tahun itu berusaha kabur.

Dalam lawatannya di Asia, Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada para wartawan ia yakin peninjauan lebih ketat atas pembelian senjata tidak akan berdampak pada penembakan massal di Texas itu.

Pelaku Penembakan Gereja Texas Lari dari RS Jiwa

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement