Rabu 08 Nov 2017 17:28 WIB

Trump Kembali Ajak Kim Jong-un Berunding

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Budi Raharjo
Presiden AS Donald Trump (kanan) dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saat upacara penyambutan kedatangan Trump di Istana Biru di Seoul, Selasa (7/11).
Foto: Kim Hong-ji/Pool Photo via AP
Presiden AS Donald Trump (kanan) dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saat upacara penyambutan kedatangan Trump di Istana Biru di Seoul, Selasa (7/11).

REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL -- Dalam lawatannya ke Korea Selatan (Korsel), Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerukan Korea Utara (Korut) untuk segera mengakhiri ketegangan di Semenanjung Korea. Ia menyarankan agar Pyongyang bersedia melakukan perundingandan kesepakatan guna mencapai hal tersebut.

Trump tiba di Seoul, Korsel, pada Selasa (7/11). Kunjungannya ke sana terjadi di tengah-tengah kebuntuan untuk menyelesaikan krisis dan ketegangan di Semenanjung Korea. Namun, ia menegaskan kepada Presiden Korsel Moon Jae-in bahwa AS akan tetap mendampingi negaranya untuk melawan ancaman rudal dan nuklir Korut.

"AS dan Korsel akan terus bekerja sama untuk mempertahankan aliansinya. Kita tidak bisa membiarkan Korut mengancam semua yang telah kita bangun," kata Trump dalam pidatonya di Seoul, dikutip laman Yonhap, Selasa (7/11).

Kendati demikian, Trump pun mengutarakan kalimat retorik untuk Korut. Ia menilai, Korut perlu untuk melakukan sesuatu yang tepat demi kebaikan rakyatnya. Dan hal itu adalah dengan bersedia datang ke meja perundingan.

"Saya benar-benar percaya bahwa ini masuk akal bagi Korut untuk datang ke meja perundingan dan membuat kesepakatan yang bagus bagi rakyatnya dan orang-orang di dunia,"ujar Trump.

Namun Trump mengaku bahwa dirinya masih melihat Korut seperti merencanakan sesuatu. "Saya memang melihat gerakan tertentu. Tapi mari kita lihat apa yang terjadi," ungkap Trump tanpa menguraikan gerakan apa yang dimaksud.

SebelumnyaTrump telah mengatakan bahwa dirinya siap untuk duduk dan berdialog dengan pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un. "Saya pikir duduk bersama orang bukanlah hal yang buruk," kata Trump kepada Sharyl Attkisson, wartawan sekaligus pembawa acara Full Measure TV, seperti dikutip laman the Guardian akhir pekan lalu.

"Jadi saya pasti akan terbuka untuk melakukan hal itu (duduk bersama Kim Jong-un). Tapi kita akan melihat ke mana arahnya. Saya pikir kita terlalu dini (membahas hal ini)," ucap Trump menambahkan.

Isu Korut memang menjadi misi tersendiri dalam lawatan Trump ke beberapa negara Asia. Sebelum tiba di Korsel, Trump terlebih dulu singgah di Jepang. Dari Jepang, Trump pun bertolak ke Korsel.

Kunjungan ke Korsel dimanfaatkan pula untuk membahas isu Korut bersama Presiden Korsel Moon Jae-in. Isu Korut akan tetap menjadi isu yang dibahas Trump ketika bertemu Presiden Cina Xi Jinping. Pada 8-10 November Trump akan berada di Beijing untuk bertemu dengan Xi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement