REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Unjuk rasa di Katalunya oleh pegiat pendukung kemerdekaan guna memrotes pemenjaraan politikus daerah itu, yang dipecat, menyebabkan penutupan jalan pada Rabu pagi (8/11). Akibatnya, kemacetan parah terjadi di Barcelona saat beberapa angkutan umum menjalankan layanan minimum.
Serikat pendukung kemerdekaan Katalan CSC menyerukan unjuk rasa itu, yang didukung kelompok madani Majelis Bangsa Katalunya (ANC) dan Omnium Cultural, yang pemimpinnya dipenjara pada bulan lalu dengan tuduhan menghasut.
Sejumlah orang berdiri di puluhan jalan raya utama di wilayah tersebut sambil mengangkat plakat dan menyorakkan "kebebasan untuk tahanan politik", sementara bentrokan kecil dilaporkan di media sosial saat polisi berusaha menindak pengunjuk rasa seperti ditampakkan pada televisi dan gambar video.
Kerumunan pegiat juga memaksa masuk ke stasiun kereta api di kota Girona dan berdemo di jalur kereta, menyebabkan penundaan jadwal perjalanan kereta, seperti yang ditampakkan pada televisi dan gambar video.
Namun, meski terjadi penundaan perjalanan transportasi, kegiatan pertokoan dan bisnis di kawasan tersebut tampak berjalan seperti biasa.
Pemimpin ANC dan Omnium serta delapan mantan anggota pemerintah Katalan dipenjara menunggu persidangan, setelah melakukan referendum tentang pemisahan diri yang dianggap ilegal oleh pengadilan Spanyol dan kemudian mengumumkan kemerdekaan.
Dorongan kemerdekaan telah menyebabkan Spanyol berada dalam krisis politik terburuk dalam beberapa dasawarsa, memperluas divisi politik dan budaya serta mendorong ribuan perusahaan untuk pindah ke luar wilayah.
Pemerintah, yang menguasai Katalunya setelah pernyataan kemerdekaan sepihak, meminta pemilihan umum diadakan pada 21 Desember.