Kamis 09 Nov 2017 15:43 WIB

Akses Transportasi Ditutup, Yaman di Ambang Kelaparan

Rep: Marniati/ Red: Ani Nursalikah
Perang terus terjadi di berbagai penjuru wilayah di Yaman.
Foto: Reuers
Perang terus terjadi di berbagai penjuru wilayah di Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- PBB mengkritik sikap koalisi Arab Saudi yang tidak mengizinkan akses bantuan kemanusiaan ke Yaman. Kepala Bantuan PBB Mark Lowcock memperingatkan koalisi militer yang dipimpin oleh Arab Saudi tidak mengizinkan akses bantuan kemanusiaan ke Yaman maka akan menyebabkan kelaparan terbesar yang pernah dialami dunia selama beberapa dekade dengan jutaan korban.

Dilansir dari Middle East Monitor, Kamis (9/11), koalisi militer pimpinan Arab yang memerangi pemberontak Houthi di Yaman telah menutup semua pelabuhan udara, darat dan laut ke negara Semenanjung Arab untuk membendung aliran senjata ke Houthi dari Iran.
 
Langkah tersebut, yang menyusul pencegatan sebuah rudal yang ditembakkan ke ibu kota Saudi, Riyadh pada Sabtu, kemungkinan akan memperburuk krisis kemanusiaan di Yaman, yang menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mendorong sekitar tujuh juta orang ke ambang kelaparan dan menyebabkan hampir 900 ribu orang terinfeksi kolera.
 
"Saya telah mengatakan kepada dewan keamanan PBB kecuali jika tindakan tersebut dicabut akan ada kelaparan di Yaman. Ini akan menjadi bencana kelaparan terbesar yang telah dialami dunia selama beberapa dekade dengan jutaan korban," kata Lowcock.
 
Dia mengatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir dan meminta agar akses bantuan kemanusiaan segera dibuka. Lowcock mengatakan Program Pangan Dunia PBB memberi makan tujuh juta orang sebulan di Yaman.
 
Duta Besar PBB Italia Sebastiano Cardi mengatakan Dewan Keamanan PBB menyatakan keprihatinannya mengenai situasi kemanusiaan di Yaman.
 
"Anggota Dewan Keamanan menekankan pentingnya menjaga semua pelabuhan dan bandara di Yaman berfungsi, termasuk pelabuhan Hodeidah, sebagai jalur kritis untuk bantuan kemanusiaan dan pasokan penting lainnya," kata Cardi.
 
Organisasi bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan internasional telah lama mengkritik koalisi yang memblokir akses bantuan, terutama ke Yaman utara, yang dipegang oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran.
 
Menurut Lowcock, akses kemanusiaan melalui pelabuhan tidak memadai bahkan sebelum tindakan yang diumumkan pada 6 November. Ia menambahkan tidak ada penerbangan PBB yang diizinkan masuk ke Yaman sejak Senin. Koalisi yang dipimpin oleh Saudi telah menargetkan Houthi sejak mereka merebut bagian-bagian Yaman pada 2015, termasuk ibukota Sanaa, yang memaksa Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi untuk melarikan diri.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement