REPUBLIKA.CO.ID, YAMAN -- Yaman menghadapi kelaparan terbesar di dunia dalam beberapa dekade dengan jutaan korban jika pengiriman bantuan tidak dilanjutkan.
Mark Lowcock, sekjen PBB untuk urusan kemanusiaan, mendesak koalisi pimpinan-Saudi untuk mencabut blokade negara yang dilanda konflik tersebut. Pada hari Senin (6/11), koalisi menutup udara, darat dan laut ke Yaman setelah pemberontak Houthi menembakkan rudal ke Riyadh.
Hulu ledak balistik dicegat di dekat ibu kota Saudi. Arab Saudi mengatakan blokade itu diperlukan untuk menghentikan pengiriman senjata ke pemberontak kepada Iran. Iran membantah mempersenjatai pemberontak, yang telah melawan koalisi pimpinan-Arab sejak tahun 2015.
Lowcock berbicara pada hari Rabu (8/11), setelah memberikan briefing pada Dewan Keamanan PBB mengenai masalah ini. "Saya telah mengatakan kepada dewan bahwa kecuali jika tindakan tersebut dicabut, akan ada kelaparan di Yaman, ini akan menjadi bencana kelaparan terbesar yang telah dialami dunia selama beberapa dekade dengan jutaan korban." kata Lowcock dilansir dari BBC, Kamis (9/11).
Awal pekan ini, PBB dan Palang Merah memperingatkan bahwa situasi bencana mengancam jutaan orang Yaman yang bergantung pada pengiriman bantuan yang menyelamatkan nyawa. Palang Merah mengatakan pengiriman tablet klorin, yang penting untuk memerangi epidemi kolera yang telah mempengaruhi lebih dari 900 ribu orang, telah diblokir.
PBB mengatakan tujuh juta orang Yaman berada di ambang kelaparan. Negara ini bergantung pada impor untuk hampir semua kebutuhan warga sipil untuk bertahan hidup, tapi sekarang makanan, bahan bakar atau obat-obatan tidak dapat masuk.
Lebih dari 8.670 orang - 60 persen di antaranya warga sipil - telah terbunuh dan 49.960 terluka dalam serangan udara dan berjuang di lapangan sejak koalisi melakukan intervensi dalam perang sipil Yaman pada Maret 2015, menurut PBB.