REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Arab Saudi. Ia tiba di Riyadh pada Kamis (9/11) malam waktu setempat dan langsung disambut Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.
Macron mengatakan kunjungannya ke Saudi cukup mendadak dan tanpa rencana. Ia memutuskan singgah ke Saudi setelah sebelumnya berkunjung ke Uni Emirat Arab (UEA). Macron berada di UEA selama dua hari dan melakukan serangkaian kegiatan.
Ia berkunjung ke Museum Louvre Abu Dhabi yang baru saja dibuka dan diresmikan. Dibukanya Museum Louvre menjadi simbol penguatan hubungan Prancis dengan UEA dalam bidang kebudayaan.
Macron pun mampir ke pangkalan angkatan laut Prancis Camp Peacedi Port Zayed, yang terletak persis di seberang perairan Teluk Arab dari Museum Louvre Abu Dhabi. Ia disambut dengan pertunjukan marching band militer yang memainkan lagu kebangsaan Prancis La Marseillaise.
Ia sempat menyampaikan pidato di pangkalan angkatan laut tersebut. Macron mengatakan personel militer Prancis di sana memiliki pekerjaan untuk melawan milisi ekstremis serta menghentikan kegiatan penyelundupan dan pembajakan di Teluk Persia, termasuk di perairan sekitarnya.
Macron tak lupa menyinggung kemenangan militer Suriah, yang disokong Prancis, mengusir ISIS dari Raqqa. "Kita telah menang di Raqqa dan dalam beberapa pekan mendatang, beberapa bulan mendatang, saya yakin dengan kuat, kita benar-benar akan menang di tingkat militer di zona Irak-Suriah," ujar Macron, dilaporkan laman Al Arabiya.
Pangkalan angkatan laut Prancis di UEA dibuka pada 2009. Pembukaan pangkalan tersebut merupakan sebuah refleksi dari kerja sama militer yang kianerat antara kedua negara. Prancis juga menempatkan pasukan dan pesawat di Pangkalan Udara Al-Dhafra, rumah bagi 5.000 tentara Amerika Serikat yang ditugaskan di negara tersebut.
Setelah dua hari berada di UEA, pada Kamis (9/11) pagi waktu setempat, Macron memutuskan mengunjungi Arab Saudi. Ia mengatakan hendak membahas sejumlah isu, salah satunya tentang serangan rudal oleh milisi Houthi Yaman ke Riyadh akhir pekan lalu.
Macron secara tegas menyalahkan Iran atas serangan rudalHouthi yang untungnya masih mampu dicegat oleh Saudi. "Rudal yang dihalau oleh Arab Saudi diluncurkan dari Yaman, yang jelas merupakan rudal Iran, menunjukkan dengan tepat kekuatan program mereka," kata Macron dalam sebuah sesi konferensi pers di Dubai.
Ia berpendapat, saat ini penting mendukung Saudi dalam menjaga stabilitas di kawasan tersebut. Saya percaya penting kita bekerja dengan Arab Saudi untuk menjamin stabilitas di wilayah ini dan perang melawan terorisme," ujar Macron.