Sabtu 11 Nov 2017 16:39 WIB

Keluarga Saud dan Bin Laden Pecah Kongsi?

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Teguh Firmansyah
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz (kiri) bersama putranya Muhammad bin Salman.
Foto: AP/Hassan Ammar
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz (kiri) bersama putranya Muhammad bin Salman.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Gerakan antikorupsi yang dipelopori Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) menahan pangeran papan atas, pengusaha kaya maupun pejabat senior. 

Di antara para elite Saudi yang ditangkap, ada keturunan salah satu keluarga Saudi yang paling dikenal yakni Bakr bin Laden. Ia merupakan kontraktor terkemuka sekaligus saudara tiri Usamah bin Laden.

Penangkapan ini merupakan akhir yang menakjubkan dalam persekutuan yang telah berlangsung puluhan tahun antara keluarga Al Saud dan bin Laden yang berkuasa.

Selama ini Grup bin Laden melakukan monopoli pada proyek perluasan skala mega di dua situs tersuci Islam, Makkah dan Madinah sepanjang masa pemerintahan Kerajaan Saudi berturut-turut.

Pemerintah Arab Saudi mengatakan, sebanyak 201 orang telah ditahan dalam pembersihan. Gerakan dan penyelidikan antikorupsi yang menemukan setidaknya 100 miliar dolar AS dalam kasus korupsi dan penggelapan.

Kritikus dan pakar Saudi menyebut penangkapan tersebut sebagai langkah berani dan berisiko oleh Muhammad bin Salman yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan kekuasaan.  Ia dinilai menyingkirkan saingan potensial, membungkam kritik, dan membongkar aliansi yang dibangun dengan cabang keluarga kerajaan lainnya.

Putra Mahkota berusia 32 tahun, yang merupakan putra Raja Salman memimpin penyelidikan antikorupsi. Dia juga merupakan kekuatan di balik rencana Visi 2030, sebuah cetak biru bagaimana merestrukturisasi Saudi dan menghapuskan ketergantungannya pada pendapatan minyak.

Penangkapan bin Laden dan yang lainnya tidak hanya menandakan berakhirnya aliansi lama. Namun juga tindakan atas tuntutan yang lebih besar yang dibuat oleh komunitas bisnis untuk membayar visi ekonomi MBS di era harga minyak yang lebih rendah. "Ini adalah awal dari bangkitnya nasionalisme ekonomi," kata Kepala Divisi Timur Tengah dan Afrika Utara,  Grup Eurasia, Ayham Kamel, Jumat, (10/11).

Inti dari rencana itu adalah NEOM, sebuah proyek senilai 500 miliar dolar AS yang menjanjikan dibentuknya kota paling futuristik, berteknologi maju di dunia. Rencana ini diresmikan oleh MBS pada konferensi investasi global utama di Saudi bulan lalu.

Sejak tahun 1950-an, bin Laden telah menjadi kontraktor keluarga kerajaan untuk beberapa proyeknya yang paling sensitif, termasuk pembangunan istana pribadi dalam tahun-tahun terakhir setelah minyak ditemukan di Saudi.

Ketika keluarga kerajaan menghabiskan banyak waktu untuk bepergian ke luar negeri dan menikmati istana baru di rumah, bin Laden menjadi kreditur sekaligus  kontraktor mereka.

Grup bin Laden akan membangun proyek pertahanan rahasia di kerajaan tersebut, gedung pencakar langit, universitas, rumah sakit militer, bandara, distrik keuangan, dan banyak lagi.Sebagai perusahaan swasta yang dikuasai anggota keluarga, Grup bin Laden tidak asing dengan pergolakan politik, dan perubahan di dalam kerajaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement