REPUBLIKA.CO.ID, DA NANG -- Presiden RI Joko Widodo menyampaikan keinginannya agar laut menjadi pusat pembangunan ekonomi bagi anggota APEC. Ini karena letak geografisnya yang berada di Samudra Pasifik sebagai samudra terluas di dunia.
Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berbicara dalam retreat Sesi II Pertemuan Ke-25 Pemimpin Ekonomi APEC yang bertema "New Drivers for Regional Trade, Investment, and Connectivity" di Intercontinental Peninsula Resort, Da Nang, Sabtu.
"Laut kita harus menjadi pusat pembangunan ekonomi melalui investasi infrastruktur laut, kegiatan ekonomi berbasis kelautan, integrasi dan pengamanan jaringan transportasi laut, dan pemanfaatan sumber daya kelautan yang berkelanjutan," kata Presiden Jokowi.
Lebih lanjut, Presiden mengatakan bahwa Indonesia mendorong pengarusutamaan isu-isu kelautan di APEC, termasuk dalam memerangi IUU (illegal, unreported, and unregulated) fishing, mengatasi sampah plastik di laut, dan membangun sektor kelautan dan perikanan.
"Dalam 3 tahun terakhir, saya memberi perhatian khusus untuk percepat pembangunan infrastruktur laut guna menghubungkan kepulauan Indonesia, termasuk 24 pelabuhan strategis," kata Presiden.
Menurut Presiden Jokowi, konsep tol laut yang ada di Indonesia bertujuan membentuk konektivitas pelabuhan besar dan kecil untuk mempersingkat waktu singgah dan pengiriman.
Selain itu, juga akan meningkatkan kapasitas pelabuhan, menghubungkan daerah tertinggal terdepan dan terluar, serta menurunkan disparitas harga.
Untuk itu, Presiden Jokowi mendorong investasi APEC di bidang infrastruktur dan penguatan sumber daya manusia untuk meningkatkan produktivitas ekonomi kelautan.