REPUBLIKA.CO.ID, DA NANG -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Filipino Rodrigo Duterte untuk pertama kalinya bertemu pada konferensi tingkat tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Vietnam, Sabtu (11/11).
"Pertemuan antara keduanya berlangsung singkat namun hangat dan ramah," kata juru bicara Duterte, Harry Roque, kepada para wartawan. "(Kedua) pemimpin merasa gembira karena akhirnya dapat bertemu satu sama lain secara langsung," ujarnya.
Trump mengatakan kepada Duterte "Sampai bertemu besok." Kedua pemimpin berada di Da Nang, Vietnam, untuk mengikuti pertemuan puncak para pemimpin negara-negara anggota APEC.
Trump pada Ahad akan bertolak menuju ke Manila untuk menghadiri KTT ASEAN (Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara) di ujung lawatannya selama 12 hari di Asia.
Duterte, yang kadang-kadang disebut sebagai 'Trump dari Timur' karena gayanya yang kasar dan sering berubah-ubah, menyatakan pada Rabu bahwa ia akan mengatakan kepada presiden AS itu untuk "berhenti" jika Trump mengungkit-ungkit masalah hak asasi manusia dalam pertemuan mereka.
Lebih dari 3.900 warga Filipina terbunuh dalam apa yang dikatakan kepolisian sebagai tindakan 'membela diri' dalam operasi antinarkoba yang dilancarkan Duterte. Para pengecam mengatakan pembunuhan berlangsung tanpa pertanggungjawaban. Kepolisian menupis tuduhan itu.
Namun Trump, di dalam negerinya sendiri juga dikecam karena menelantarkan masalah masalah hak asasi manusia dalam menangani isu luar negeri. Ia pernah memuji Duterte karena "menjalankan tugas yang hebat dalam menangani masalah narkoba".