Ahad 12 Nov 2017 18:47 WIB

Aksi Unjuk Rasa Sambut Trump di Filipina

Rep: Marniati/ Red: Elba Damhuri
Presiden AS Donald Trump berbicara saat acara bisnis di Great Hall of the Peopledi Beijing, Cina, Kamis (9/11).
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Presiden AS Donald Trump berbicara saat acara bisnis di Great Hall of the Peopledi Beijing, Cina, Kamis (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Para pengunjuk rasa memadati kedutaan besar AS di Manila beberapa jam sebelum kedatangan Presiden Donald Trump di Filipina. Trump hadir di sana sebuah pertemuan puncak regional dan kunjungan terakhir tur Asia-nya pada Ahad (12/11).

Dalam aksinya, demonstran membawa poster yang bertuliskan "Dump Trump" dan "Down with US Imperialism". Para pemrotes sayap kiri dicegah oleh polisi dengan peralatan antihuru-hara dengan perisai dan pentungan, dan kemudian disiram dengan semburan air dari mesin pemadam kebakaran.

"Trump adalah CEO pemerintah imperialis AS. Kami tahu dia ada di sini untuk mendorong perjanjian yang tidak adil antara Filipina dan AS," kata mahasiswa berusia 18 tahun Alexis Danday.

Trump diperkirakan tiba di Filipina sekitar pukul lima sore untuk pertemuan dengan para pemimpin ASEAN dan negara-negara Asia Timur lainnya. negara-negara ini baru saja menyelesaikan pertemuan puncak Asia Pasifik dan kunjungan bilateral di Vietnam.

Di Hanoi , Trump mengatakan bahwa dia siap untuk menengahi antara penggugat di Laut Cina Selatan, di mana empat negara ASEAN dan Taiwan menyodorkan klaim Cina di jalur air yang sibuk tersebut.

"Jika saya bisa membantu menengahi atau melakukan arbitrase, tolong beritahu saya. Saya adalah mediator dan arbitrator yang sangat baik," kata Trump pada sebuah pertemuan dengan presiden Vietnam, Tran Dai Quang.

Pada Agustus, para menteri luar negeri Asia Tenggara dan Cina mengadopsi kerangka negosiasi untuk kode etik di Laut Cina Selatan.

Kerangka kerja tersebut berupaya memajukan Deklarasi Perilaku (DOC) 2002 di Laut Cina Selatan, yang sebagian besar telah diabaikan oleh negara-negara yang mengajukan klaim, khususnya Cina, yang telah membangun tujuh pulau buatan di perairan yang disengketakan, tiga di antaranya dilengkapi dengan landasan pacu, rudal permukaan-ke-udara dan radar.

Seorang diplomat dari salah satu negara blok regional mengatakan kerangka kerja tersebut akan disahkan oleh Cina dan 10 negara ASEAN di Manila pada Senin.

Filipina akan menjadi negara terakhir yang akan dikunjungi Trump dalam sebuah tur yang membawanya ke Jepang, Korea Selatan, Cina dan juga Vietnam. Kunjungan tersebut harus memberikan beberapa kepastian bahwa Washington tetap berkomitmen pada wilayah yang dipandang Beijing sebagai wilayah strategisnya.

KTT negara-negara Asia-Pasifik Economic Cooperation (APEC) di Vietnam menunjukkan visi yang kontras dari kebijakan "America First" dengan konsensus tradisional yang mendukung kesepakatan multinasional yang sekarang ingin dicapai oleh Cina.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement