Senin 13 Nov 2017 09:01 WIB

Donald Trump Kesal Disebut Tua

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Elba Damhuri
Presiden AS, Donald Trump (kiri) bersama Raja Salman (kanan)
Foto: Arab News
Presiden AS, Donald Trump (kiri) bersama Raja Salman (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melepaskan curahan hatinya di Twitter, Ahad (12/11). Ia merasa telah dihina oleh pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un karena memanggilnya "tua".

“Mengapa Kim Jong-un menghina saya dengan menyebut saya 'tua'. Padahal saya tidak pernah menyebut dia 'pendek dan gemuk'. Baiklah, saya berusaha sekuat tenaga untuk menjadi temannya –dan mungkin suatu hari nanti itu akan terjadi!” demikian salah satu cuitan Trump setelah menghadiri pertemuan puncak Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Hanoi, Vietnam.

Dalam sebuah konferensi pers di Vietnam pada Ahad, ia melanjutkan pembahasannya soal Kim. Menurut dia, akan sangat bagus jika dia dan Kim bisa menjadi teman. “Itu mungkin hal yang aneh terjadi tapi itu mungkin,” katanya.

Seperti dikutip the Guardian, Ahad, Kementerian Luar Negeri Korut menanggapi sebuah pernyataan yang dilontarkan oleh Trump saat berpidato di depan Majelis Nasional Korea Selatan (Korsel) pada Selasa.

Tanggapan itu muncul pada Sabtu (11/11) dengan mengatakan, “Komentar sembrono oleh orang gila tua seperti Trump tidak akan pernah menakut-nakuti kita atau menghentikan kemajuan kita. Sebaliknya, semua ini membuat kita lebih yakin bahwa pilihan kita untuk mempromosikan pembangunan ekonomi pada saat bersamaan dengan membangun kekuatan nuklir kita adalah semua yang lebih benar, dan ini mendorong kita untuk mempercepat usaha menyelesaikan kekuatan nuklir kita.”

Sebelumnya, dalam pidatonya, Trump mengancam Korut dengan mengatakan, “Jangan meremehkan kami. Dan jangan coba-coba dengan kami. Senjata yang Anda dapatkan tidak membuat Anda lebih aman, itu justru membuat rezim Anda dalam bahaya besar. Setiap langkah yang Anda ambil di jalan yang gelap inni akan meningkatkan bahaya yang Anda hadapi.”  

Trump sebenarnya juga pernah melakukan penghinaan dan ancaman terhadap Kim pada masa lalu. Yaitu saat meningkatnya tegangan karena adanya program nuklir keenam dan yang paling kuat yang pernah diluncurkan Korut pada 3 September. Hal itu membuat PBB menjatuhkan sanksi baru kepada Korut.

Pyongyang telah melakukan uji coba rudal balistik yang menentang sanksi dari PBB berkali-kali. Kim bersumpah untuk tidak pernah menghentikan program persenjataannya. Ia juga mengatakan kepada PBB agar melawan upaya permusuhan dari AS dan sekutu-sekutunya.

Begitu pula dengan Kim yang juga telah melontarkan penghinaan terhadap Trump pada September lalu. Kim menyebut Trump sebagai pria tua yang sudah pikun dan gila. Cercaan itu muncul setelah Trump melakukan ancaman kepada Korut saat berpidato di forum PBB, dengan mengancam akan mengancurkan negara dengan penduduk sekitar 26 juta jiwa itu jika warganya diancam.

Dalam serangkaian cicitan Trump tersebut, ia juga mengatakan bahwa Presiden Cina Xi Jinping menjatuhkan sanksi kepada Korut dalam menanggapi program nuklir dan misilnya. Xi menginginkan Pyongyang untuk melakukan denuklirisasi.

(Tulisan diolah oleh Yeyen Rostiyani).

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement