REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Seorang tentara Korea Utara (Korut) yang membelot akan menjalani operasi kedua pada Rabu (15/11) di Korea Selatan (Korsel). Ia dalam kondisi kritis setelah menderita luka akibat tembakan empat tentara Korut lainnya ketika ia hendak melarikan diri ke Korsel.
Prajurit yang identitasnya belum diungkap itu diterbangkan dengan helikopter ke Rumah Sakit Universitas Ajou, di Suwon, pada Senin (13/11). Rumah sakit tersebut akan memberi penjelasan singkat mengenai kondisi tentara itu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
"Dia sedang menjalani operasi putaran kedua dan kami tidak dapat mendekati ruang operasi saat mereka mengoperasinya," kata seorang juru bicara Rumah Sakit Universitas Ajou, yang berbicara secara anonim.
Pada Selasa (14/11) pejabat pemerintah dan militer Korsel mengkonfirmasi tentara tersebut dalam kondisi kritis. Ia menderita trauma akibat tembakan di organ dalamnya, namun dokter berharap ia masih bisa bertahan hidup.
Korut tidak memberikan pernyataan apapun terkait masalah ini. Kementerian Unifikasi Korsel menyatakan sementara tidak ada aktivitas yang mencurigakan yang terdeteksi di perbatasan Korsel dan Korut, tempat tentara tersebut membelot.
"Akan ada beberapa pertanyaan tentang mengapa dia membelot setelah perawatannya selesai," kata juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel Baik Tae-hyun.
Korsel Waspada Usai Insiden Penembakan Prajurit Korut