Rabu 15 Nov 2017 13:09 WIB

Upaya Kudeta, Militer Zimbabwe: Mugabe dalam Kondisi Aman

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Panglima Pasukan Pertahanan Zimbabwe Jenderal Constantino Chiwenga.
Foto: AP/Tsvangirayi Mukwazhi
Panglima Pasukan Pertahanan Zimbabwe Jenderal Constantino Chiwenga.

REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Militer Zimbabwe menegaskan kondisi Presiden Robert Mugabe aman dan terlindungi. Pernyataan ini berkaitan dengan isu percobaan kudeta yang tengah dilakukan personel militer Zimbabwe terhadap pemerintahan Mugabe.

Sebelumnya militer Zimbabwe telah mengatakan, pengerahan pasukan ke Ibu Kota Harare, pada Rabu (15/11), bukanlah suatu upaya untuk menggulingkan pemerintahan Mugabe.

"Ini bukan pengambilalihan militer terhadap pemerintah."Kami hanya menargetkan kriminal di sekitarnya yang melakukan kejahatan dan menyebabkan penderitaan sosial serta ekonomi di negara ini. Segera setelah kami menyelesaikan misi ini, kami berharap situasinya akan kembali normal," kata perwakilan jenderal militer Zimbabwe yang disiarkan Zimbabwe Broadcasting Company (ZBC).

Jenderal tersebut pun meyakinkan bahwa Mugabe saat ini dalam kondisi aman. "Kami ingin meyakinkan negara bahwa yang mulia presiden dan keluarganya aman dan sehat serta keamanan mereka terjamin," ujarnya.

Sedikitnya tiga ledakan terjadi di Ibu Kota Zimbabwe, Harere, Rabu (15/11) pagi waktu setempat. Ledakan ini kian memperkeruh situasi di Harare di tengah mencuatnya isu tentang adanya upaya kudeta yang dipimpin Panglima Pasukan Pertahanan Zimbabwe Jenderal Constantino Chiwenga.

Jenderal Chiwenga telah memerintahkan personel militernya untuk menguasai Harare dan menduduki ZBC, stasiun penyiaran resmi milik pemerintah Zimbabwe. Hal ini sempat memicu spekulasi bahwa militer Zimbabwe tengah berupaya melakukan kudeta. Terlebih lagi sebelumnya Mugabe telah menuding Jenderal Chiwenga sebagai pengkhianat.

Hal ini berkaitan dengan keputusan Jenderal Chiwenga untuk menghentikan apa yang disebutnya sebagai pembersihan di internal partai ZANU-PF, partai pimpinan Mugabe.

Hal ini merujuk kepada keputusan Mugabe memecat Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa dari jabatannya. Mugabe menuding Mnangagwa merencanakan pengambilalihan kekuasaan atas dirinya, termasuk menggunakani ilmu sihir.

Mnangagwa, yang menikmati dukungan militer dan pernah dipandang sebagai calon presiden potensial, kemudian melarikan diri dari Zimbabwe setelah pemecatannya. Ia mengatakan dirinya telah diancam. Di Zimbabwe sendiri, lebih dari 100 pejabat senior yang diduga mendukung Mnangagwa telah terdaftar melakukan indisipliner.

Pada Senin (13/11), Jenderal Chiwenga mengeluarkan sebuah pernyataan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia mengatakan pembersihan terhadap pejabat-pejabat senior di Partai ZANU-PF, partai pimpinan Mugabe, harus dihentikan. Termasuk di dalamnya Mnangagwa, yang menurut Jenderal Chiwenga, telah berjuang untuk pembebasan Zimbabwe.

"Kita harus mengingatkan orang-orang di balik penipuan berbahaya ini bahwa ketika menyangkut masalah melindungi revolusi kita, militer tidak akan ragu untuk melangkah masuk," kata Jenderal Chiwenga dalam pernyataannya.

Pernyataan Jenderal Chiwenga tersebut dianggap sebagai sebuah tindakan pengkhianatan oleh Partai ZANU-PF. Pada Selasa (14/11), ZANU-PF menyebut Jenderal Chiwenga melakukan tindakan tak masuk akal dan secara jelas mengganggu perdamaian serta stabilitas nasional. "(Pernyataan Jenderal Chiwenga) Ini juga dimaksudkan untuk menghasut pemberontakan," kata ZANU-PF.

Saat ini Zimbabwe tengah dilanda frustrasi akibat ambruknya perekonomian di bawah pemerintahan Mugabe. Tahun lalu, negara ini dikoyak oleh demonstrasi antipemerintah terbesar dalam kurun waktu satu dekade terakhir. Nama Mugabe dipekikan sebagai seorang diktator.

Di tengah kecemasan politik, publik Zimbabwe menggantungkan harapannya pada sosok Emmerson Mnangagwa. "Mnangagwa dielu-elukan oleh banyak orang sebagai harapan terbaik dalam ZANU-PF untuk mengemudikan pemulihan ekonomi," ungkap analis politik dari International Crisis Group Piers Pigou.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement