Rabu 15 Nov 2017 14:13 WIB

Survei Median: Cina Paling 'Mengancam' Indonesia

Rep: Ali Mansur/ Red: Teguh Firmansyah
Hubungan Indonesia dan Cina (Ilustrasi)
Hubungan Indonesia dan Cina (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media Survei Nasional (Median) pada 14-23 September lalu menggelar jajak pendapat tentang pandangan responden terkait persepsi publik terhadap ancaman dari luar negeri.

Hasilnya, rakyat Indonesia menempatkan Cina sebagai negara yang paling menjadi ancaman bagi Indonesia. Bahkan tedensi negatif Cina mengalahkan Amerika Serikat di mata rakyat Indonesia.

Direktur riset Median Sudarto mengatakan, target sampel sebanyak 1000 responden dengan margin of error sekitar 3.1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

"Publik menganggap Cina sebagai negara yang memberi ancaman terbesar bagi Indonesia sebesar 22.7 persen, diikuti oleh Amerika Serikat sebesar 14.7 persen. Sementara Australia cuma 1.2 persen," jelas Rico dalam jumpa pers di Cikini, Jakarta, Rabu (15/11).

Lanjut Sudarto, sebenarnya ada lima negara yang dianggap rakyat Indonesia sebagai ancaman. Selain Cina diurutan pertama dan Amerika Serikat diperingkat kedua, ada Malaysia sebesar 7,8 persen, Israel, sebesar 3,2 persen, dan Myanmar 1,7 persen. "Survei ini merupakan rangkai dari pada survei beberapa waktu lalu, di antaranya terkait calon presiden alternatif," ujar Sudarto.

Kemudian salah satu alasan kuat rakyat Indonesia memiliki resistensi negatif terhadap negara Cina adalah lebih karena ekonomi. Cina dianggap mengusai perekonomian Indonesia, produk negeri Tirai Bambu juga dinilai sudah terlalu dominan di Indonesia. Tidak ketinggalan, dianggap ancaman karena sudah banyak orang Tionghoa di Indonesia, serta dianggap membawa pornografi dan narkoba.

"Menurut saya ini alasan yang kuat bagi responden yang memang berkutat langsung dengan keadaan ini. Responden kami lebih banyak di daerah-daerah yang merasakan langsung himpitan ekonomi," tutur Sudarto.

Namun Sudarto tidak mengiyakan adanya korelasi antara ancaman Cina dengan perpolitikan di Indonesia. Tetapi juga Sudarto tidak menampik ada hubungan diantaranya. "Terserah Parpol ini hasil survei ini dijadikan apa. Apakah mereka nanti menjaga jarak hubungan dengan Tiongkok," kata Sudarto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement