REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki akan membangun 25 ribu rumah untuk pengungsi Rohingya di Bangladesh. Jumlah ini meningkat dibandingkan yang telah dijanjikan Turki sebelumnya, yakni 20 ribu rumah.
Turki telah berjanji membangun 20 ribu rumah prefabrikasi untuk 100 ribu pengungsi. "Kami memutuskan meningkatkannya menjadi 25 ribu, jadi kami dapat membantu hampir 125 ribu pengungsi," ungkap Wakil Perdana Menteri Turki Recep Akdag, dikutip laman Anadolu Agency, Rabu (22/11).
Selain rumah, Turki juga akan membangun dua rumah sakit lapangan dan 10 pusat medis di Coxs Bazar, Bangladesh pada akhir 2017. Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD), Bulan Sabit Merah Turki, serta Bada nKoordinasi dan Bantuan Turki (TIKA) membantu para pengungsi Rohingya di Bangladesh.
Lebih dari 600 ribu etnis Rohingya telah meninggalkan Rakhine, Myanmar, menuju Bangladesh. Mereka mengungsi guna menghindari operasi militer Myanmar di desa-desanya, yang menurut pengakuan mereka sangat brutal.
Militer Myanmar disebut tak segan memberondong penduduk dengan tembakan dan kemudian membumihanguskan permukiman mereka. Kini ratusan ribu pengungsi Rohingya hidup di kamp dan tenda-tenda pengungsi di zona perbatasan Bangladesh. Mereka hanya mengandalkan bantuan kemanusiaan dari dunia internasional untuk bertahan hidup.
Lembaga hak asasi manusia internasional Human Rights Watch (HRW) mendesak para pemimpin dunia segera menyelesaikan krisis kemanusiaan Rohingya. HRW menilai Myanmar layak dibawa ke hadapan Pengadilan Pidana Internasional atas perbuatannya terhadap etnis minoritas di negaranya tersebut.