REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Lebih dari 700 juta orang terinfeksi penyakit yang berasal dari nyamuk setiap tahun dan lebih dari 700 ribu orang meninggal dunia. Tapi, rasanya tidak adil menyalahkan nyamuk untuk kasus ini sebab dari 3.500 spesies nyamuk yang ada, hanya 200 spesies yang bersentuhan langsung dengan manusia dan dari jumlah tersebut hanya segelintir saja yang membawa penyakit.
Zika, malaria, west nile dan banyak lagi nama penyakit dengan vektor nyamuk. Pemantauan penyebaran geografis nyamuk secara global sangat berguna bagi dunia kesehatan. Bagaimana cara melacaknya? Bisa dengan cara menangkap, memotret, mengidentifikasi spesies berbeda, namun itu semua memerlukan waktu lama dan ahli yang kompeten. Pada skala global, cara ini sulit dilakukan.
Kelompok bioengineer yang dipimpin Manu Prakash dari Stanford University telah mengembangkan sebuah program yang memudahkan siapapun untuk membedakan spesies nyamuk hanya melalui suara khas serangga ini saat terbang. Rekaman suara itu bisa diunggah ke aplikasi buatan mereka bernama Abuzz. Ini adalah proyek sains ambisius yang bertujuan untuk meningkatkan kekebalan terhadap populasi nyamuk global.
Jadi, berapa banyak penyakit yang ditularkan nyamuk? Nyamuk jenis Anopheles yang menyebarkan malaria menyebabkan lebih dari 400 ribu kematian setiap tahun. Mayoritas korbannya adalah anak balita. Nyamuk dari genus Aedes membawa virus zika, demam kuning, demam berdarah, chikunguya, dan banyak lagi.
Nyamuk culex menyebarkan virus west nile dan encephalitis. Mengapa hanya sebagian nyamuk yang membawa penyakit, sementara lainnya tidak? Dokter Cameron Webb dari University of Sydney menjelaskan nyamuk tidak menerbangkan tetesan darah yang terinfeksi dari orang ke orang. Tubuh mereka lebih menyerupai inkubator terbang.
"Patogen seperti virus zika atau protozoa dalam kasus malaria harus menginfeksi nyamuk terlebih dahulu. Selama beberapa hari, nyamuk yang terinfeksi tanpa sadar memproduksi patogen sampai mencapai kelenjar ludahnya, baru kemudian membawa penyakit dan menularkannya ke manusia," kata Webb, dilansir dari Forbes, Kamis (23/11).
Prakash mengatakan masing-masing nyamuk memiliki frekuensi beat suara yang unik. Struktur serangga yang aerodinamis ini bisa diidentifikasi dengan telepon seluler atau ponsel pintar lama juga keluaran terbaru.
"Ponsel yang seharga 20 dolar sekali pun (sekitar Rp 300 ribu) bisa merekam suara nyamuk dan hasilnya serupa dengan ponsel mahal," katanya.
Cara menangkap suaranya adalah pastikan nyamuk berjarak tidak lebih dari 10 sentimeter (cm) dari Anda. Ada baiknya Anda berusaha menangkap nyamuk dalam sebuah wadah, kemudian taruh mikrofon di dekat lubang kecil di wadah tertutup tersebut, kemudian rekam suaranya di tempat sepi.
Anda masuk ke lama Abuzz, masukkan hasil rekaman, dan alogoritma Abuzz akan menganalisis hasilnya. Menurut kelompok peneliti ini, ada lebih dari lima miliar ponsel yang beredar di seluruh dunia saat ini. Setiap orang bisa menjadi ilmuwan dan calon ilmuwan saat menggunakannya.
Advertisement